Mr. DIY merupakan brand yang lebih tua, didirikan tahun 2005 di Malaysia dan masuk ke Indonesia tahun 2017 dengan membangun 10 toko pertama dan akhir 2023 lalu sudah mencapai 600 gerai di seluruh Indonesia.
Serbuan toko ritel tidak hanya terbatas pada tiga brand yang saya sebutkan. Masih ada lagi brand-brand lain seperti Usupso, Brun-Brun, Minigood , dan Daiso.
Kalau mau tahu seberapa jauh brand asing menjajah dompet, sebuah berita online mencatat transaksi tertinggi yang pernah dicapai oleh Miniso adalah 19.000 US Dollar dalam sehari untuk penjualan di Lippo Mall Puri Jakarta Barat. Jika kurs dollar sama dengan Rp15.000, maka itu artinya 285 juta dalam sehari. Belum toko lainnya.
Brand Lokal Apa Kabar?
Sebenarnya secara konsep, Miniso, KKV dan DIY itu tidak susah untuk ditiru. Tinggal kumpulkan semua pernak-pernik lucu dalam satu toko dengan tata letak yang atraktif dan tentu harga yang terjangkau. Tak lupa promosi yang gencar. Barang-barang kerajinan dan produk UMKM kiranya bisa dipasarkan dalam satu atap ala-ala Miniso dkk ini.Â
Tapi apa benar belum ada brand lokal sejenis toko ritel yang sudah menjajah dompet kita semua itu? Jangan salah, ternyata ada juga toko ritel lokal yang dikonsep mirip Miniso-KKV-Mr.DIY yaitu Nice So.Â
Dalam perjalanan saya mencari data soal toko ritel, saya menemukan bahwa Nice So adalah toko ritel di bawah naungan PT. Niceso Sukses Indonesia milik orang Indonesia.
Bedanya dengan Miniso dan KKV, Nice So tidak membuka gerai di mal tetapi di pinggir-pinggir jalan. Sayangnya dari artikel yang saya baca, per 31 Maret 2023 Nice So baru buka di Pulau Jawa saja di 6 provinsi.
Saya kemudian malah kepikiran Toko BUMN tertua Indonesia, Sarinah, yang dalam bentuk berbeda mungkin sudah memulai konsep serupa jauh lebih lama ketimbang Miniso dkk.Â