Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Air Sungai Terhenti Alirannya

31 Agustus 2023   20:13 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:28 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika air sungai terhenti alirannya (Sumber: Pexels/Kristen Munk)

Hari ini hening sepi seolah pagi tengah tertidur dengan nyenyak

Tiada suara ketika embun yang basah perlahan menguap meninggalkan jejak di daun-daun yang bergoyang

Sinar mentari yang hangat menyeruak masuk ke lantai hutan, melalui ranting-ranting yang mulai berderik pelan

Kemana suara burung dan jangkrik dan hewan-hewan kecil yang biasanya sudah bangun di jelang siang?

Pagi seolah mati ketika seorang gadis mengeluarkan butiran berlian basah dari kedua matanya

Menetes-netes sang berlian meninggalkan jejak di jalan setapak yang ia lalui sambil berlari

Menerobos semak dan perdu yang penuh duri menggores kulit seputih susu

Sepatah apa hati yang suci hingga memuntahkan berlian murni?

Sang gadis berhenti di tepi sungai dengan air yang berkilat-kilat diterjang sinar mentari yang memanas

Jemari lentik meraih beningnya air yang dingin yang ia reguk untuk sedikit memuaskan dahaga

Habis sudah kesedihan, habis sudah tetes-tetes berlian, tinggal diri yang menangis pilu tanpa suara tanpa air mata

Pagi jelang siang masih tak bersuara, seolah memelihara solidaritas kesedihan pada sang gadis tak bernama

Pagi jelang siang terpecah oleh suara deburan air yang keras 

Atas kuasa Tuhan air sungai menghentikan alirannya

Mencegah sesosok jasad terbawa ke lautan lepas

Menunggu seseorang datang menyelamatkan jiwa yang terbuang

Makassar, akhir Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun