Malam itu keluarga kami makan di meja makan dengan makanan yang berlebih dari hidangan arisan. Sup sayur telur puyuh dan empal. Mama asyik bercerita pada papa tentang acara arisan yang tadi berlangsung.
"Untung ada Lincah yang bantuin mama masak, Pa. Jadi acara lancar sampai akhir," pungkas mama. Papa tersenyum sambil memandangku, lalu ia melirik Manis yang sedang asyik mengunyah telur puyuh.
"Kalau Manis bantuin apa?"
Manis terkikik geli. "Manis bantuin ngabisin saja masakannya mama, karena kalau ini nggak habis, besok sudah nggak ada yang makan dan nanti terpaksa buang-buang makanan," sahutnya cerdik.
Mama dan papa tertawa. Selalu seperti itu. Manis selalu pintar ngeles. Dan ia sama sekali tidak mendapat hukuman karena sepanjang hari bersenang-senang, sementara aku kelelahan membantu mama. Seusai arisan tadi aku mencuci semua piring dan wadah kotor, lalu menyapu dan mengepel lantai. Aku lelah, tapi karena aku terbiasa diam, maka aku hanya menahan lelahku dalam hati saja (bersambung).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI