Bepergian alias traveling erat kaitannya dengan menu makanan. Jika lelah lapar melanda, tinggal pilih warung di pinggir jalan untuk menuntaskan lapar dan dahaga. Namun bagaimana kalau laparnya saat sudah ada di bandara? Ya tinggal pilih restoran yang ada, buanyak pilihannya. Mahal? Iya, sih, tapi kan nggak setiap hari harus makan di bandara. Bolehlah sekali-kali pas liburan a.k.a traveling. Nanti balik ke tempat kerja, nyangkul lagi cari uang yang banyak.
Awal tahun ini, saya sempat mencoba salah satu gerai makan di Bandara Juanda, Surabaya. Waktu itu sampai di bandara sudah menjelang duhur, sementara jadwal terbang untuk balik ke Makassar masih cukup lama. Kami singgah di sebuah tempat makan di bagian luar bandara, sebelum masuk tempat check-in, yaitu di Java Caf.
Ruang caf-nya tidak terlalu luas, dengan meja kursi sederhana yang nyaman. Menu yang ditawarkan adalah menu Jawa Timuran. Ada rawon, nasi campur empal daging, soto lamongan, dan menu sejuta umat mie instan. Saya pesan rawon iga, suami pesan nasi campur, dan anak sulung pesan soto. Duo krucil yang paling susah makan, tentu saja langsung request mie instan -- no serbuk cabai karena mereka nggak doyan pedas.
Rawon iga yang saya pesan rasanya lumayan tasty. Sesuai dengan bayangan saya yang kangen cita rasa Jawa Timur. Daging iganya empuk dan dengan mudah terlepas dari tulangnya. Maknyuss. Rawon hanya dihidangkan dengan tambahan sambal dan tauge pendek. Tidak ada telur asin dan krupuk, seperti layaknya hidangan rawon komplit. Tapi cukup memuaskan daripada rawon yang sempat saya santap sehari sebelumnya di kota Batu yang kurang nendang karena bumbunya kluwaknya kurang banyak. Kalau yang di Java Caf ini paslah hitam gurih asinnya sebagai obat kangen.
Jika ingin menikmatinya, Anda dapat menemukan lokasi caf pas di bagian depan lorong bandara Juanda, di seberang tulisan Juanda Airport. Di sebelah-sebelahnya juga masih banyak pilihan resto dengan menu beragam.
Jika Anda jenis orang yang suka panik dan mau buru-buru check-in, dan maunya makan di dekat ruang tunggu saja, ada juga tempat makan yang asyik di dalam bandara Juanda yaitu di lorong yang bersisian dengan ruang tunggu. Tempat makan itu semacam food court dengan banyak sekali stand makanan. Saya yang lewat ( mencari gate 11 jauh) sambil melihat-lihat deretan stand makanan, jadi ngiler lagi padahal sudah menghabiskan sepiring nasi dan semangkuk rawon iga. Pokoknya jika tersesat di bandara Juanda yang baru ini, nggak usah khawatir kelaparan karena tempat makannya buanyak banget. Asal dompet cukup berisi duit.
Satu lagi yang saya suka dari bandara Juanda yang habis bersolek ini, adalah ruang untuk salatnya yang luas banget, bisa buat main bola. Ruang salatnya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Dan itu luas banget dengan tempat wudhu yang menyediakan banyak keran sehingga tidak perlu antre. Hanya saja, Anda harus bawa alat salat sendiri, karena rupanya waktu itu masih prokes sehingga tidak disediakan mukena untuk umum.