"Baik, Kak."
Dania segera melompat dari kasurnya setelah Sandra memutuskan sambungan telepon. Pekerjaannya benar-benar banyak maka ia harus segera memulainya.Â
Dania menyalakan laptop dan sambil menunggu menu windows tampil di layar laptopnya, ia menyeduh minuman sereal yang baru dua hari lalu dibelinya. Minuman sereal dengan potongan kismis manis dan hazelnut gurih. Dania sangat menyukai sereal import yang ia beli langsung dari Brunei. Walaupun ia pegawai biasa dengan gaji pas-pasan, sesekali kemewahan menikmati sereal dari Brunei seperti itu sangat ia nikmati.
Ia bekerja di depan laptop selama tiga jam non stop dan kemudian mengirimkan semua file yang sudah selesai ia rapikan ke Sandra dan Andria, teman kantornya yang diberi tugas mengeprint.
Dania merasa kepalanya makin panas dan tubuhnya terasa sakit semua. Besok tampaknya ia tak bisa ke kantor kecuali gejala yang ia derita malam itu mereda. Namun, Dania sebenarnya lebih senang kalau ia sakit besok. Ia benar-benar sedang tak semangat bekerja dengan kepala divisi yang mengintimidasi dan bos yang super cuek.
Dan satu lagi yang menjadi info untuk kalian semua yang sedang membaca kisah ini, baru-baru ini Dania juga mendapatkan teguran dari bosnya secara langsung. Jadi Dania merasa sangat malas untuk harus bertemu bosnya besok. Besok adalah hari yang sangat sempurna untuk sakit. Begitu Dania mengulang-ulang kalimat yang sama sambil kembali berbaring.
Yang penting tugasnya sudah selesai semua. Biar Sandra saja yang akan mempresentasikan progress proyek mereka.
Dania paham bahwa kata-kata adalah doa, dan sebaiknya kita tidak boleh mengucapkan doa yang buruk. Tapi sungguh, besok adalah hari yang sangat sempurna untuk sakit.
Dan seperti itulah endingnya, besoknya Dania benar-benar tidak bisa bangun dari tempat tidur karena ia merasa lemas dan badannya panas. Ia segera mengirim pesan bahwa ia tidak masuk kepada Sandra. Kepala divisinya yang suka mengintimidasi itu bahkan harus melakukan sambungan video call hanya untuk memastikan Dania benar-benar sakit seperti yang dikabarkannya melalui pesan teks.
"Wah, penampilanmu benar-benar parah," ucap Sandra setelah melihat Dania muncul di layar ponselnya. "Perlukah aku datang ke rumahmu usai kantor nanti? Kau harus ke dokter."
"Tidak usah, Kak. Aku akan ke dokter sendiri jika sore ini tidak membaik. Ada dokter praktik di dekat kontrakanku."