Jarum jam dinding menggerakkan waktu melewati malam. Bu Heru menggeliat di kursinya, meregangkan tubuh. Laptop masih menyala, dan naskah kesepuluh hari itu, belum mencapai kata selesai.
Bu Heru mematikan laptop dengan sedih. Hari ini tidak sesuai target 10 naskah sehari. Besok dilanjutkan lagi.
Bu Heru membereskan buku-buku dan catatan di samping laptop, lalu menuju kamar mandi. Setelah bersih-bersih badan, ia pun naik ke pembaringan. Hampir pukul satu dini hari.
"Ibu tadi malam tidur jam berapa?" tanya Pak Heru saat menyantap sarapan di meja makan.
"Cepat kok, Pak," sahut bu Heru. "Bapak nasi gorengnya mau nambah?" Bu Heru cepat-cepat mengalihkan pembicaraan. Jangan sampai urusan begadang jadi bahan omelan Pak Heru.
"Bapak hari ini jadi tugas luar. Jadi malam ini tidak pulang. Ibu hari ini mbiyodo, kan?"
"Aduh, benar juga aku harus mbiyodo ke tempat mbak Ratmi karena cucunya mau akikah."
"Kalau capek, jangan lama-lama di rumah mbak Ratmi. Seperlunya saja."
"Iya, nanti aku setelah ashar saja perginya dan pulang setelah acara akikah."
Setelah sarapan, Pak Heru berpamitan pada istrinya. Sepeninggal Pak Heru, bu Heru buru-buru membersihkan rumah. Setelah itu ia menyalakan laptop dan melanjutkan naskah yang semalam belum selesai.