Liburan tiga hari Sabtu, Ahad, dan Senin kemarin (cuti bersama Imlek) adalah liburan yang spesial. Sejak keluar pengumuman cuti bersama hari Senin, Â suami sudah merancang-rancang acara bersama keluarga besar.
Hari Sabtu pagi mobil meluncur untuk menjemput kakak ipar dan suaminya di kota, isi mobil enam orang termasuk saya, suami dan dua anak kami. Mobil lalu meluncur ke Bulukumba. Satu mobil lain sudah meluncur juga dari rumah adik ipar berisi dua adik ipar perempuan dan masing-masing membawa satu anak perempuan. Total rombongan 10 orang.
Meski berangkat sendiri-sendiri, akhirnya kami bertemu saat makan siang di kota Jeneponto. Perjalanan masih sekitar 2 - 3 jam lagi menuju Bulukumba.
Di Jeneponto kami makan di RM Kampung. Hidangan yang ditawarkan adalah ayam kampung goreng, ayam bakar, ikan goreng, ikan bakar dan masakan khas jeneponto berbahan dasar kuda. Ada coto kuda dan konro kuda, menarik, bukan?
Total 10 orang anggota rombongan kami, terdiri dari dua bapak-bapak, empat emak-emak, dan  empat anak-anak. Setelah melihat-lihat menu, 6 orang memesan ayam bakar, 3 orang memesan ayam goreng, dan 1 orang memesan ikan goreng. Saya memilih ayam bakar, tidak berani menerima tantangan makan kuda di Jeneponto, padahal itulah yang khas dari Kabupaten Jeneponto.
Hidangan ayam bakarnya cukup lumayan walaupun agak kurang bumbu, sedangkan ayam gorengnya ternyata digoreng tepung dan rasanya cukup enak dan kriuk. Seperti layaknya restoran lokal di Sulawesi Selatan, di samping menu utama yang kami pilih, pihak restoran juga memberikan semangkuk kecil kuah Sop Saudara. Supaya makannya ndak seret, mungkin, ya?
Hidangan ayam bakarnya ditawari dua jenis sambal yaitu sambal asam atau sambal kacang. Saya memilih sambal kacang dan rasanya pas banget di lidah saya, tidak terlalu pedas. Secara keseluruhan rasa makanan di RM. Kampung tidak mengecewakan untuk resto yang baru saja beralih manajemen.
Saya sempat ngobrol dengan mas-mas owner RM. Kampung dan mendapat informasi bahwa restoran ini sempat dipegang oleh orang lain dengan nama Nayka Restoran, dan hanya bertahan hingga empat bulan saja. Di bawah manajemen si mas-mas, RM. Kampung baru berusia 15 hari. Wah, semoga bisa bertahan di dunia kuliner Jeneponto ya, Mas, eh, Daeng.