Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Berpikir Menjadi Orang Ketiga

29 Desember 2022   05:02 Diperbarui: 29 Desember 2022   05:18 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi orang ketiga (Sumber: Pexels/Jasmine Carter)

Jangan percaya mulut lelaki, apalagi lelaki beristri
Dia yang berlagak baik di depanmu
Yang selalu tersenyum
Yang selalu ramah
Yang tanpa cela di matamu
Itu hanya karena satu hal, kamu bukan istrinya
Tak ada orang yang serba sempurna
Semua punya kekurangan
Namun lazim orang berusaha menyembunyikan kekurangan
Dan menampakkan hal yang baik-baik saja di depanmu

Mungkin demikian juga dengan wanita bersuami
Jangan mudah terpana dengan apa yang tampak di mata
Dia hanya menampakkan yang indah-indah
Harum mewangi dengan wajah berseri
Alunan suara tenang dan sabar
Gaya yang anggun baju tertata rapi
Jangan tertipu dengan pencitraan yang ia beri
Itu hanya karena kamu bukan suaminya

Lelaki beristri hanya akan menunjukkan kekurangannya pada istrinya
Sifat tak sabaran tersamar dalam diam
Nada do tinggi hanya khusus buat istri
Cemberutnya, malasnya, cueknya,  bahkan perilaku menjengkelkan hanya ditunjukkan buat istri
Bukan apa-apa, buat istrinya anggaplah ujian kesabaran saja
Karena langitpun tak selalu mendung
Adakalanya lelaki beristri baik dan manis pada istrinya

Demikian pula wanita bersuami
Kecantikan dan keanggunan yang kamu lihat adalah semu
Sisi lain dirinya hanya ia persembahkan untuk suaminya
Rambut seperti singa saat bangun tidur, kemarahan seperti serigala saat ia murka, judesnya kala PMS melanda, magernya kala menonton serial kesayangannya, cueknya dengan pakaian favorit daster sobek di bagian ketek yang sudah sekian purnama tetap dipakai dan tak pernah ada niatan untuk menjahitnya
Segala sikap menjengkelkan hanya khusus untuk suaminya
Walau kadang ia bisa mempersembahkan sikap manja menggemaskan kalau ada maunya

Suami dan istri diciptakan untuk saling melengkapi dan menutupi
Itulah mengapa dalam rumah tangga, hujan dan kemarau silih berganti, namun hari cerah juga sering datang menghampiri
Susah senang dinikmati berdua, sebagai insan yang sudah berjanji sehidup semati
Mereka berdua istimewa bagi satu sama lain
Karena masing-masing nyaman menunjukkan sifat aslinya di hadapan yang lain


Jangan mengganggu ikatan yang suci, biarkan saja mereka terus berdua
Bercanda, bertengkar,  tertawa, menangis, kadang juga saling mendiamkan namun di dalam diam saling mendoakan
Biarkan mereka berdua menunaikan janji sehidup semati, jangan pernah berpikir memancing di air keruh karena air keruh akan jernih dengan tetesan hujan yang terus menerus
Luka akan mengering dan sembuh jika ditiup dan diberi obat perhatian penuh
Jangan berani masuk ke dalam celah, kamu nggak akan sanggup
Jangan berniat mengganti kedudukan pasangan hati, kamu hanya bisa mimpi
Jangan berpikir akan menjadi orang ketiga, enyahkan pikiran itu dan pergilah jauh-jauh.

Kejarlah bahagia yang tidak menyebabkan orang lain menangis kehilangan.**

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun