Sudah lama saya penasaran dengan Kampung Warna-Warni Jodipan -- Malang.
Sebagai orang yang dibesarkan di kota Malang dan sudah pergi meninggalkan kota tersebut sejak 1999, kemunculan Kampung Warna-Warni luput dari pantauan. Tiba-tiba saja viral ada destinasi kampung yang sangat menarik dan posisinya di bantaran sungai.
Wow, padahal sejak lama, bantaran sungai itu terkenal sebagai wilayah yang kumuh dan orang-orang malas menolehkan kepala ke sana.
Beberapa kali saat mudik, saya mengajak sahabat saya untuk berkunjung ke Kampung Warna-Warni, tapi jawabannya ... "Duh, males, In. Panas!" Yaelah. Akhirnya keinginan saya endapkan di dalam hati.
Kesempatan itu muncul ketika awal Agustus 2022 saya mudik. Kebetulan seorang teman kantor, Nur, ikut main ke Kota Malang. Pikir saya, saya akan mengajak Nur ke Kampung Warna-Warni.
Tapi, saya sendiri bisa dibilang awam dan nggak ngerti ke sananya naik apa, turun di mana, masuknya lewat mana. Jadi sejatinya saya dan Nur sama-sama wisdom alias wisatawan domestik.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, mbakyu mbarep saya, Mbak Elly, menyediakan diri untuk menjadi guide ke Kampung Warna-Warni dan beberapa destinasi lainnya di Kota Malang.
Hari sudah sore ketika kami meluncur menuju daerah Blimbing. Setelah sebelumnya isi perut dengan makan Bakso President, kami menuju Kampung Warna-Warni.
Mobil diparkir agak jauh, di depan ruko. Kami berjalan menuju pintu masuk. Di situ ada loketnya dan satu orang dikenakan biaya Rp5.000. Kami berjalan pelan-pelan menyusuri gang-gang di Kampung Warna-Warni. Rumah penduduk di kanan kiri gang, bersih terawat dan tentu saja colourfull.