"Memang begitu, Mbak. Saya dulu waktu tinggal di Oz, wajah saya bersih tanpa jerawat," ucap Titi. "Sepertinya udara luar yang bersih membuat kulit kita sehat," imbuh Titi.
Uyab mengangguk setuju.
"Mbak Indah dulu nggak lihat kan, waktu aku pulang dari Amrik? Wajahku pol ngganteng e lho, Mbak," ucap Uyab narsis. Dia memang mengambil gelar masternya dulu di Amrik, sedangkan Titi di Oz.
Jadi, dengan kata lain apakah udara di sekitar kita ini kotor dan penuh polusi, yang menyebabkan wajah kita buluk dan kusam? Atau perbedaan iklim tropis dan sub tropika penyebabnya?
Bukankah negara tropis memang kaya sinar matahari dan sinar matahari walaupun bermanfaat di satu sisi, namun di sisi lain juga berperan dalam penggosongan dan pengeriputan kulit muka? Sedangkan wilayah sub tropika lebih dinamis dengan iklim 4 musimnya, jadi durasi terkena sinar matahari lebih sedikit daripada daerah tropis.
Entahlah, mana yang benar. Mungkin dua-duanya benar. Saya hanya bisa diam-diam mengoleskan sunscreen ke kulit muka dan berharap sinar matahari tropis tak menyebabkan perubahan banyak di sana.
Dalam hati pengen juga jika suatu saat ada teman berkata...
" ... Eeh Mbak Indah wajahnya kok cerah bangeeet ... "
Lalu saya bisa menjawab dengan gaya biasa banget...
" ... Ooh, iya, biasa kalau baru pulang dari Jepang dua minggu memang gini kulit sayaa ..."
Terus ada suara Titi di telinga, sambil tangannya menggoyang-goyang lengan saya.
"Mbak Indah, bangun, Mbak! Pak Bos mau masuk ruangan, Mbak Indah jangan tidur di sini!"