Awalnya, saya bukanlah penulis jalur blog. Saya mengawali kecintaan saya di dunia literasi dengan menulis cerpen di media. Motivasinya waktu itu cuan, karena saya seorang pelajar tukang khayal yang pengen eksis tapi terlalu malu untuk tampil di depan umum dan merasa punya minat dan bakat dalam menulis. Menjadi penulis akan membuat saya eksis tanpa harus menampilkan diri. Saya dapat cuan dan bisa membeli barang-barang yang saya inginkan. Sesimpel itu.
Jadi saya mulai menulis di majalah Anita Cemerlang dan mendapatkan uang saku dari situ.
Perjalanan menulis saya lalu sempat mengalami vakum saat saya mulai bekerja formal. Kesibukan pekerjaan mengurangi waktu bersenang-senang dengan kata-kata. Lagipula saya dapat gaji bulanan, sehingga urusan cuan bukan lagi menjadi alasan utama.
Lalu saya dapat tugas belajar ke kota Jogja, surga literasi. Walau tugas kuliah juga amat berat, namun tak ada lagi ikatan di pekerjaan. Saya merasa santuy dan mengikuti komunitas menulis di kota Jogja di sela kesibukan menuntut ilmu. Menulis menjadi murni kesenangan, dapat cuan itu bonus nano-nano.
Di Jogjalah saya mengenal dunia blogger. Pada komunitas penulis yang saya ikuti, terdapat pula para blogger yang setia menulis di laman blog pribadinya. Waktu itu dalam pikiran saya, blog sangat tepat dipakai sebagai media menulis diary. Saya apatis blog bisa mendulang cuan, sungguh pikiran yang bodoh, ya?
Pada periode tugas belajar saya tersebut, saya membuat beberapa blog personal dan juga mendaftar di blog sosial yaitu di Kompasiana. Blog personal saya awalnya pakai wordpress. Saya langsung bikin dua, satu untuk artikel bertema kehutanan dan satu artikel kepenulisan. Blog wordpress saya nggak bertahan lama apalagi kemudian saya lupa password.
Lalu saya bikin blogspot yang isinya campur-campur. Blog ini bertahan sampai sekarang walau jarang banget diisi. Saya kemudian membuat blog lagi yang sudah dotcom tapi ya gitu deh, isinya baru sedikit. Saya kemudian lebih nyaman berkarya di Kompasiana karena sangat dinamis dan responsif. Menulis di Kompasiana, boleh ngaku blogger juga, kan?
Balik ke pikiran bodoh saya yang tadi, soal blog ga bisa datangkan cuan ternyata sangat-sangat salah ya, saudara-saudara. Blog sangat potensial dalam mendulang cuan asal kita tahu bagaimana mengoptimalkannya.
Cuan dari blog bisa berasal dari lomba nulis, endors, dari kerja sama, dan dari monetisasi blog.
Mata saya baru terbuka betapa hadiah lomba blog itu bisa sampai berjut-jut, kadang ada hadiah barang yang menggiurkan seperti laptop atau smartphone. Bikin ngiler.