"Iya, bukan urusanmu juga aku telat atau nggak. Yang dipotong juga uang gajiku, bukan uang gajimu, La."
"Ih, sadis amat jawabanmu," Lara tertawa. Dalam hati dia menggumam, Anisah dan Tiara sama-sama kurang punya sopan santun.
"Kenapa tuh teman seruanganmu, si Anisah. Pagi-pagi begini sudah ngibrit keluar kantor. Ditanya baik-baik malah diam saja cuekin aku," Lara kembali nyerocos.
"Mungkin Kak Nisah lagi sakit kepala. Akhir-akhir ini dia sering sakit kepala."
"Ooh, sakit kepala benaran? Kukira cuma akting!" Lara tertawa.
"Jadi orang jangan suka curigaan, La."
"Wajar dong aku curiga, lha wong tadi sebelum kesini dia ke ruanganku baik-baik saja."
Tiara menghela napas, enggan menanggapi Lara. Lagipula ia punya deadline kerjaan juga.
"Mungkin tadi pagi dia baik-baik saja, tapi begitu ketemu kamu langsung sakit kepala," jawab Tiara santai.
"Ngawur aja kamu tu, Tiara. Sebelum ngomong itu dipikir dulu baik-baik!" kecam Lara.
"Udah deh, La. Aku mau kerja. Kalau ngomong sama kamu, nggak kerja-kerja, yang ada kita adu mulut terus. Kamu juga kalau sebelum ngomong pikir dulu, apakah omongan kamu itu enak di telinga apa nggak."