Banjarmasin 2022 - Sejak dahulu permasalahan kerusakan gigi merupakan penyakit kronis anak yang paling umum. Hal demikian diungkapkan juga oleh National Children's Oral Health. Namun sangat disayangkan masalah gigi sering sekali diremehkan padahal  masalah gigi jika dibiarkan dapat menyebabkan resiko yang jauh lebih parah seperti infeksi hingga kematian. Kerusakan gigi pada umumnya sering menjangkit anak-anak, hal tersebut dikarenakan gigi anak-anak lebih sensitif dibandingkan gigi orang dewasa, tidak hanya itu cara menyikat dan floshing yang tidak benar juga menjadi pemicu terjadinya resiko kerusakan gigi.
Bentuk implementasi nyata untuk mengurangi resiko kerusakan gigi pada anak Universitas Muhammadiyah Banjarmasin melakukan program Pengabdian Masyarakat di Desa Tabukan Raya, Kecamatan Tabukan dengan mengusung program Pelatihan perawatan gigi yang baik sebagai upaya pencegahan stunting, kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2022 di SDN Tabukan Raya. Stunting adalah suatu keadaan gagal tumbuh kembang pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya, kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal hari setelah bayi lahir, namun kondisi stunting baru muncul setelah bayi lahir 2 tahun (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2017). Kegiatan ini direspon dengan baik oleh anak-anak di SDN Tabukan Raya, mereka sangat antusias menyimak materi yang disampaikan terkait kebersihan gigi dan mulut.
Indah Norlaila (Mahasiswa Pengabdian Masyarakat) mengatakan "Penting memiliki dan menjaga mulut dan gigi yang sehat, karena hal itu dapat mendukung tumbuh kembang anak-anak. Tidak hanya memudahkan anak berbicara dan mencerna makanannya, namun adanya gigi juga membuat penampilan anak jauh lebih menarik. Gigi yang sehat dapat dimiliki dengan melakukan perawatan gigi yang baik guna mencegah munculnya plak dan lapisan bakteri yang menempel pada gigi".
Berbicara tentang kebersihan gigi berarti kita membahas menyikat gigi, kegiatan yang umum dilakukan setiap pagi dan malam ini terbilang gampang namun terkesan digampangkan. Menyikat gigi merupakan kebiasaan baik yang perlu dilakukan sejak awal bahkan sebelum bayi memiliki gigi. Bayi yang belum memiliki gigi dapat dibersihkan gusi dan lidahnya dengan menggunakan kasa yang dicelup air hangat. Mencegah stunting mungkin terdengar asing jika menyangkut kebersihan gigi dan mulut, namun nyatanya sangat penting dan berdampak pada anak.
Bayangkan jika kebiasaan malas menggosok gigi sejak kecil terbawa hingga dewasa. Dengan begitu, kerusakan gigi tidak bisa dihindari sehingga menimbulkan karies yang kemudian menyebabkan nafsu makan anak berkurang sehingga nutrisi yang akan masuk ke dalam tubuh juga berkurang. Jika sejak balita mengalami masalah gigi dan mulut akan mempengaruhi gizi dan nutrisi yang diterima, hal ini dapat beresiko stunting.
Kegiatan yang dilakukan pada 10 Agustus lalu terdapat beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh adik-adik SDN Tabukan Raya, seperti "Bagaimana cara membuat kegiatan menggosok gigi menjadi kegiatan yang menyenangkan?". Pertanyaan tersebut kemudian ditanggapi oleh Indah Norlaila (mahasiswa Pengabdian Masyarakat) "Mempunyai mulut dan gigi yang bersih dan juga sehat merupakan hal yang paling menyenangkan, adik-adik sebaiknya harus fokus pada tujuan dari menggosok gigi tersebut karena menyikat gigi merupakan suatu kegiatan yang monoton sehingga wajar jika kita bosan melakukannya".
Namun beliau juga memberi solusi bagaimana kegiatan menggosok gigi menjadi hal yang kita sukai, salah satunya dengan memilih pasta gigi sesuai yang kita suka, karena masih anak-anak biasanya kalian (siswa SDN Tabukan Raya) memilih pasta gigi yang tidak pedas bahkan cenderung manis namun tetap harus dipastikan terdapat kandungan fluoride didalam pasta gigi yang digunakan. Tidak hanya itu siswa-siswa juga dapat memilih sikat gigi yang bergambarkan atau berbentuk karakter kartun favorite sehingga dapat membuat mood untuk sikat gigi menjadi lebih menyenangkan.
Memberi hadiah, cara ini akan membuat anak semangat dan termotivasi untuk lebih rajin menggosok gigi setiap hari. Tidak hanya bermanfaat bagi anak, pemberian hadiah juga akan memudahkan mereka untuk menanamkan kebiasaan menggosok gigi dua kali sehari. Selain memberikan hadiah fisik, kita juga bisa memberikan penghargaan atas kegigihan anak dalam menggosok gigi dengan pujian yang tulus untuk menunjukkan bahwa kita bangga pada mereka.
Referensi:
Budisuari, M. A., Oktarina, O., & Mikrajab, M. A. (2010). Hubungan pola makan dan kebiasaan menyikat gigi dengan kesehatan gigi dan mulut (karies) di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13(1), 21306.