Kayu ulin merupakan tanaman endemik pulau Kalimantan yang umumnya dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan bangunan.
Penggunaan kayu ulin sebagai bahan kosmetika masih sangat jarang ditemui hingga saat ini, padahal kayu ulin memiliki kandungan selulosa yang sangat tinggi. Kandungan ini dapat dioptimalkan untuk bahan baku kosmetika.
Dengan potensi yang dimiliki kayu ulin, 5 mahasiswi Farmasi Universitas Lambung Mangkurat melakukan riset dengan memanfaatkan kayu ulin yang dijadikan arang aktif kemudian disulap menjadi White Activated Carbon sebagai agen adsorben keringat pada kulit ketiak dengan memberikan kenyamanan dalam pemakaian.
"Pemanfaatan potensi kayu ulin sebagai salah satu tanaman endemik Pulau Kalimantan dan adanya isu permasalahan bau badan merupakan hal yang menarik untuk diteliti" Ucap Indah Noor Rahmah selaku ketua riset (05/07/2024).
Riset kali ini diharapkan mampu berkontribusi dalam dunia kefarmasian dengan memanfatkan bahan alam endemik Kalimantan untuk mendukung program hilirisasi sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk dan ekonomi masyarakat serta dapat menjadi suatu terobosan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia di segala kalangan terkait masalah bau badan yang masih menjadi keresahan dari zaman dahulu hingga sekarang.
Riset kali ini diketuai oleh Indah Noor Rahmah yang beranggotakan 4 mahasiswi, yaitu Noor Annisa Rizkiyah, Risma Zahra Salsabila, Helmina Salwa, dan Tara Pramesti Nuraji. Di bawah bimbingan Bapak Dr. rer. nat. Liling Triyasmono, M.Sc., Apt.
Riset ini merupakan riset yang berhasil lolos pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Riset ini sangat mendapat dukungan penuh oleh pihak Universitas Lambung Mangkurat.
Melalui riset ini kami menuangkan suatu inovasi yang harapannya dapat membantu masyarakat untuk menjadi terobosan terkait masalah bau badan yang masih menjadi momok hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H