Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[PDKT] Kekasih Sahabatku

5 April 2015   18:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Indah Noing, No.83

“Ninaaaa… !! Kamu udah lihat status efbiku hari ini belum?” , sapa Putri siang itu di kantin kampus.
“Jiaaaah Put, boro-boro mau efbiyan deeh… niih tugas kuliahku belum selesai-selesai juga niih..”  sahut Nina, padahal  ia tahu kalau Putri udah merubah statusnya di efbinya dari status ‘single’ menjadi  ‘in relationship with Fahmi’. Pedih hati Nina mengetahui hal tersebut, tadi pagi ia langsung tak bergairah melakukan aktifitas hariannya, ke kampus saja dia malas sebenarnya. Ia seperti merasakan separuh jiwanya lepas.
“Akyuu.. udah jadian lhoo sama Kak Fahmiiii.. Iiiiih akyuu seneeeng banget deeh. “ kata Putri sambil menggeser kursi untuk duduk di hadapan Nina. Wajahnya berseri-seri ceria abegeh banget.
“Kamu mau makan apa Nin, aku traktir deeeh.. Soale aku lagi bahagia banget niiih” Tanya Putri
“Hhmm apa aja deeeh, yang penting enaaak” sahut Nina asal.
Akhirnya mereka makan sotomie Pak Ben yang merupakan pavorit mereka sejak kuliah di kampus itu.

***
“Apaaa, kamu jadian pacaran ama si Putri?” Tanya Rusdi kepada Fahmi.
“Iya, aku jatuh cinta ama Putri Rus, sudah lama kupendam rasa ini. Tiap kali kujemput Nina di kampusnya lalu aku berjumpa Putri, berbicara sebentar dengannya membuat hatiku dag dig dug Rus” cerita Fahmi  sambil menutup buku yang tadi dibacanya.
“Lalu bagaimana dengan Nina? Apa ia sudah tahu hal in? Apakah kau tak akan menyakiti perasaan Nina?” Tanya Rusdi lagi. Sebenarnya Rusdi kecewa mendengar cerita Fahmi.  Ia juga suka pada Putri, tapi ia terlambat satu langkah dari Fahmi. Andai ia lebih cepat menggungkapkan rasa pada Putri, mungkin bisa berubah kisah.
“Lho Nina itu kan cuma sahabatku Rus, dia bagaikan adik buatku” sahut Fahmi.
“Iyaaa.. adik ketemu gedee”
“Beneran deeh, Nina juga tahunya seperti itu kok, kalau aku suka Nina jadi pacarku pasti sudah dari dulu aku tembak dia”  sahut Fahmi sambil ngeluyur pergi ke kamarnya. Rusdi cuma termangu melihatnya.
***

“Kak Fahmiii,  apakah kamu sungguh-sungguh mencintaiku” Tanya Putri di kamarnya.
“Tentu saja Put, tak perlu kau ragukan lagi. Ada apa sih Put?” sahut Fahmi di kamarnya juga.
Putri dan Fahmi bersandar pada sandaran tempat tidur di kamarnya masing-masing, keduanya sama-sama memegang hape ke kupingnya.
“Aku hanya ingin memastikan saja. Kak, kuharap cintamu sejati untukku, tak berpaling dariku” sahut Putri.
“Tentu saja Putriku, sayangku, cintaku. Sekarang kamu tidurlah, mimpikan daku yang indah yaa.. cup cup muaach..” sahut Fahmi dan mengakhiri pembicaraan mereka

“Rusdi, nampaknya pupus sudah harapanku tuk bisa jadi kekasih kak Fahmi” curhat Nina kepada Rusdi.
Rusdi adalah sahabat Nina sejak SD, rumah mereka berdekatan.  Nina mengenal Fahmi yang kos di rumah Rusdi. Kantor tempat Fahmi kerja juga dekat dengan kampus Nina. Itulah sebabnya Nina bisa berangkat atau pulang bareng dengan Fahmi saat  kuliah.
“Iya, aku sudah tahu cerita Fahmi dan Putri sudah pacaran” sahut Rusdi sambil memberikan sapu tangan dekilnya ke Nina, ia sudah melihat mata Nina mulai berkaca-kaca. Nina menolaknya, ia malah mengambil tissue dari saku bajunya.
“Mungkin memang harus begini kisah cintaku, cinta yang tak harus memiliki” kata Nina getir.
***

“Nina, aku minta tolong yaa.. sampaikan surat ini ke Putri, kamu kan sohibku juga Putri, tolongin yaaa… penting niih, aku lanjut ke kantor dulu yaa.. daaa… ” pagi itu Fahmi memberi Nina sepucuk surat usai mengantar Nina ke kampusnya.  Nina menangkap raut khawatir di wajah Fahmi.
“Eit kenapa pake surat siih, kenapa gak langsung telepon atau sms Putri? Tanya Nina
“Hapeku kemarin hilang, mungkin terjatuh atau dicopet orang !!” teriak Fahmi, ia sudah pergi dengan motornya.,
***
Putriku sayangku,,kekasihku cintaku
Maafkan daku hanya bisa mengabarimu via surat ini
Aku harus pulang ke Solo segera, bapakku sakit. Maukah kau menemuiku jam 12 siang ini?
Kutunggu dirimu di halte depan kampus yaa…
Aku ingin melihatmu dan bicara denganmu sebentar saja.
Aku harus berangkat ke Solo dengan kereta sore ini dari stasiun Gambir.

kekasih hatimu
Fahmi

Nina membaca surat itu di taman, lalu cepat-cepat ia selipkan ke dalam tasnya.
“Tak kan kubiarkan surat ini sampai ke tangan Putri” katanya geram dalam hati.
Tak berapa lama ia sudah melihat Putri masuk ke ruangan kuliahnya.
“Put, kamu gak pergi ke stasiun Senen? “ Tanya Nina
“Lho, kenapa? Kak Fahmi mudik? Kenapa ia gak pamit padaku? Hapenya kenapa sih dari tadi tak bisa kuhubungi? Putri malah balik memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
Nina pun bercerita tentang Fahmi kepada Putri. Tiba-tiba seseorang lewat di dekat mereka.
“Eit, Irwan tunggu sebentar, kamu sekarang bisa antar aku gak ke stasiun Senen ? Penting niih” pinta Putri
“Ok, ayoolaah, ceritanya takut pacar ketinggalan kereta yaa?...” goda si Irwan.
Daaaa Nin, nanti aku hubungi kamu lagi yaa… pamit Putri. Nina cuma tersenyum simpul.
***
Jam 12 siang itu Fahmi gelisah menunggu Putri di halte depan kampus. Namun tak berselang lama matanya terbelalak kaget melihat Putri  berada di boncengan motor seorang lelaki lewat di hadapannya. Putri tak melihat sedikitpun ke arah halte. Duuuh pedih hati Fahmi melihat pemandangan tersebut.
***


2 Tahun kemudian
Putri tiba di stasiun Solo, ia sudah memantapkan hatinya pergi ke rumah Fahmi. Nina sudah memberikan surat dari Fahmi. Nina juga sudah menceritakan kejadian sebenarnya dan ia sudah menyesal dan minta maaf atas segala perbuatannya.  Sudah 2 tahun ini Putri memendam rasa kangen kepada Fahmi, hampir gila ia memikirkan kemana Fahmi berada dan tiada kabar sedikit pun kepadanya. Rupanya semua adalah ulah Nina, sahabatnya sendiri.  Putri tak akan melepas Fahmi sekalipun, ia melangkah yakin keluar dari Stasiun Solo Balapan. Senyumnya mengembang cerah, secerah matahari pagi itu.

*******
Teruntuk Fahmi Idris dan Putri
Selamat Menempuh Hidup Baru yaaa...
Semoga kisah cinta kalian langgeng, selalu dikarunia kebahagiaan, makin berkah juga. Aamiin :-* :-*

NB :
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun