[caption caption="100 Blogger Kompasiana diundang makan siang Pak Jokowi di Istana Negara. (Foto:Dok. Istana Negara)"][/caption]“Noing, foto PP ( Profile Picture ) Whatsapp mu keren lho.. Kok bisa sih kamu foto bareng Pak Jokowi?”
“Noing, kok kamu bisa sih terpilih di antara 100 Kompasianer yang diundang ke Istana?”
“Indah Noing, akhirnya mimpimu terwujud juga ya berjumpa dengan tokoh idolamu, gimana rasanya berjumpa dengan Pak Jokowi?”
Wadow, masih banyak lagi deh pertanyaan teman-temanku yang mengetahui aku akhirnya bisa berjumpa dengan tokoh idolaku yang telah sekian lamanya kuingin dapat menjumpainya, yaitu Pak Jokowi.
Walau aku cuma sebagai ibu rumah tangga namun aku mencoba menjadi ibu gaul dengan menjadi blogger di media warga rame-rame Kompasiana, aku menuliskan berbagai hal kecuali yang menyangkut bidang politik dan sara, menulis uneg-uneg yang kiranya bisa berbagi manfaat, dapat menginspirasi dan menghibur pembaca tulisanku. Walau menulis di Kompasiana tidak mendapatkan gaji, namun yang jelas bagiku adalah kebahagianku bisa mendapatkan banyak sahabat sesama penulis, terkadang kami bertemu di acara nangkring bareng Kompasiana, nonton film bareng, makan-makan bareng, serulah bagiku yang kini mulai mengikuti banyak komunitas di Kompasiana.
Yang terlebih membuatku senang sering berkumpul dengan teman-teman menulis adalah bisa menularkan hobbi menulis kepada anak-anakku. Aku sering juga membawa ketiga anakku dalam ajang yang diadakan Kompasiana, seperti nangkring dan Kompasianival yang merupakan ajang kopi darat kompasianer (sebutan bagi penulis di Kompasiana). Anak-anakku jadi suka menulis juga terinspirasi dari teman-teman kompasianer, anak-anakku juga jadi hobbi mengumpulkan perangko terinsprasi dari temanku sesama kompasianer yaitu mbak Christie Damayanti.
Anak sulungku yang bernama Satrio Daniel Botka malah terpilih menjadi salah satu peserta Reporter Cilik Media Anak Media Indonesia setelah karangannya tentang pemimpin idola terpilih dari 1300 tulisan anak SD sejabodetabek. Betapa hobbi menulis menjadi sesuatu hal yang lambat laun bisa dirasakan manfaatnya. Anakku tersebut sering ditugasi mewawancarai menteri dalam kabinet kerja Pak Jokowi. Betapa ia bangga menjadi Reporter Cilik dan merupakan pengalaman berharga baginya yang tak akan dilupakannya.
Akupun sangat merasa bangga saat mengetahui aku termasuk ke dalam 100 kompasianer yang mendapat undangan makan siang bersama Pak Jokowi di Istana Negara pada tanggal 12 Desember 2015. Undangan ini kuanggap berkat menulis di Kompasiana. Yaa aku merasa seperti tertiban durian runtuh, selama ini aku mengejar agar terwujud harapanku bisa berjumpa dengan Pak Jokowi. Saat beliau masih menjadi Gubernur DKI Jakarta, aku dan ketiga anakku penah datang ke Monas melihat acara gelar budaya perayaan hari kemerdekaan tahun 2013, namun kami tak bersua dengan Pak Jokowi, tapi kami bisa berjumpa dan foto bareng Pak Ahok. Tahun 2015 ini pada saat perayaan HUT kemerdekaan RI aku dan anak-anak sepulang upacara dari sekolah langsung pergi ke Monas, kupikir mungkin bisa masuk ke Istana mengikuti upacara menaikkan bendera dan berjumpa Pak Jokowi.
Namun sayang tanpa undangan kami tak boleh masuk. Namun saat itu kami cukup puas melihat Pak Jokowi melalui layar lebar di tepi jalan, beliau tersenyum puas saat melihat atraksi pesawat tempur di udara. Kami juga melihat Pak Jokowi menangis terharu saat anak SD yang berasal dari Timika membaca surat kepada Presiden.
Walau hari itu kami tak bisa berjabat tangan dengan Presiden, kami pulang tanpa rasa kecewa, kami yakin pada saatnya nanti bila bertakdir maka akan ada masa kami bisa berjumpa Pak Jokowi. Harapan itu tetap ada, hingga adanya kabar bahwa Pak Jokowi akan membuka acara Kompasianival 2015 membuat asa kami membumbung untuk dapat berjumpa beliau. Namun ternyata Pak Jokowi sedang sakit sehingga tidak dapat menghadiri acara Kompasianival, namun Pak Jokowi malah mengundang 100 Kompasianer datang ke Istana Negara. Aku merasa beruntung banget termasuk ke dalam 100 kompasianer tersebut.
Saat kusampaikan berita undangan ini ke anak-anakku, mereka pun tampak senang, namun saat kukatakan mereka tak bisa ikut ke Istana Negara kecewalah wajahnya, udah lama juga mereka berharap bisa bertemu pemimpin Negara Indonesia yang terkenal ini. Namun kusemangati, akan tiba masanya nanti bisa berjumpa dengan Presiden RI, mungkin saja bila nanti mereka sudah berprestasi yang lebih baik lagi, kumohon agar jangan kecewa, tetaplah semangat belajar. Untunglah mereka anak-anakku yang baik dan mau mengerti.
Hari Sabtu tanggal 12 Desember 2015 adalah hari pertama penyelenggaraan Kompasianival di mall Gandaria City dan aku ingin membawa rujak bagi teman-teman kompasianer yang akan mampir di booth Kompasianer Penggila Kuliner (KPK). Sabtu pagi aku sudah membuat sambel rujak, membawa buah-buahan dan peralatan makan yang dibutuhkan untuk makan rujak rame-rame nanti siang di booth KPK. Aku menitipkan anak-anakku beserta kucing peliharaannya ke rumah adikku di Cililitan, sepanjang perjalanan di taksi jadi seru oleh suara kucing, kemudian taksi melanjutkan perjalanan ke mall Gandaria City.