Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Pak Misbat Guru Kami

13 April 2016   23:57 Diperbarui: 14 April 2016   00:59 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="My Diary (dok. Fiksiana Community)"][/caption]

Oleh Indah Noing, No. 1

Dear Diary

Aduuh maafkan akuh yaah udah sebulan tak mengisi lembaran-lembaranmu. Kamu tahu gak Di? Bulan kemarin tuh aku selalu pulang malam, sampai rumah langsung blosor molor. Cape bingit rasanya. Tugas kuliah nggak rampung-rampung.

Tapi Di, siang tadi saat aku di bemo menuju kampus, si Zaki kirim SMS, dia kasih kabar kalau guru kesayangan saat kami SMA telah meninggal dunia, karena sakit demam berdarah. Aduuuh sedih banget aku Diii.. 

Gak nyangka banget Di.. guru yang paling guanteeng Di, guru Bahasa Indonesia terpavorit di sekolahku. Beliau udah pergi Dii.. Sebenarnya namanya keren Di.. Christophorus Columbus, Beliau emang ada keturunan indo Spanyol katanya, tapi beliau udah keturunan yang ke berapa gituh Dii.. Bahasa Spanyol beliau pun tak bisa. Tapi beliau pernah cerita kalau engkongnya malah masih bisa berbahasa Spanyol.

Kami memanggilnya dengan nama Pak Misbat singkatan dari kumis lebat. Entahlah sudah dari kapan beliau dipanggil begitu, yang jelas sejak kelas 10 kami tahu beliau dipanggil dengan panggilan 'pak Misbat'. Namun asyiknya beliau gak marah Dii.. malah terkesan senang, lhaa memang kumisnya lebat sih Dii.. kayak kumis Pak Raden. Aduuuh jadi merasa punya guru yang unik deh. Namanya gak sesuai banget dengan wajah indonya. 

Suatu hari Dii.. Pak Misbat disuruh jaga kelas kami saat ulangan biologi. Eh Pak Misbat datang cuma sebentar, langsung pamit mau ke kantor guru sebentar Dii.. Kontan saja kami sekelas langsung cerah ceria, karena punya kesempatan mencontek Dii..Wah kelas langsung heboh Dii.. si Zaki langsung buka buku Biologi. 

Si Alin langsung ambil contekan dari kantongnya, beh rempong semuah deh. Tapi tahu gak Dii.. Tiba-tiba dari jendela samping muncul kepala Pak Misbat sambil ngomong "Duh asyiknya mencontek, sampai-sampai bapak dicuekin". Waaa kontan kami semua maluuu banget. Langsung deeh batal mencontek. Untunglah beliau gak melaporkan hal ini ke guru biologi. Bisa tambah malu kami nanti.

Pak Misbat itu sering memberi kami nasehat agar kami selalu fokus pada cita-cita kami. Caranya beliau menasehati juga enak Di, gak bikin sakit hati. Gak sambil marah-marah seperti Pak Rudolph. Pak Misbat juga bilang, dirinya akan bangga sekali bila melihat kami berhasil menempuh cita-cita.

Ah tapi Dii.. Aku dan teman-teman seangkatanku belum mencapai cita Dii.. Kami semua masih kuliah, namun pak Misbat telah tiada. Aduuh Dii.. kasihan pak Misbat Dii. Kasihan istri dan anak-anaknya, ah tak terbayang olehku anak pak Misbat yang cantik itu sudah tak punya ayah, ah kurasa ia sudah kelas 1 SD. Semoga ia anak yv kuat dan tabah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun