Pada abad 21 ini kita harus memiliki kecakapan dalam mengelola keuangan milik kita pribadi. Dimana seperti yang kita ketahui abad 21 merupakan abad yang dimana  seseorang harus mahir dalam bahasa, budaya, pemikiran kritis dan kreatif, serta keterampilan kerja dan literasi keuangan yang baik (Ahmad 2021). Dalam abad ke-21 ini ekonomi global semakin terhubung dan kompleks. Perubahan cepat dalam teknologi, pasar keuangan, dan kebijakan ekonomi membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih menantang. Individu perlu memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana berbagai faktor ini mempengaruhi keuangan pribadi mereka.Â
Sejak awal abad ke-21, dunia telah menyaksikan beberapa krisis ekonomi besar, seperti krisis keuangan global tahun 2020 yang mana kita dihadapi dengan adanya wabah covid 19. Yang mana dalam kondisi itu bukan hanya kesehatan saja yang menjadi permasalahan tetapi juga dengan kondisi ekonomi yang menurun drastis. Akiabat adanya covid 19 yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia  Banyak orang menghadapi penurunan pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan selama pandemi. Ini mendorong individu untuk mengutamakan pengelolaan keuangan yang ketat, mempertimbangkan opsi seperti tabungan darurat, restrukturisasi hutang, atau mencari sumber pendapatan alternatif (Devina,2022).
Covid 19 telah menyebabkan ketidakpastian ekonomi global yang besar akibat adanya kebijakan lockdown yang diambil negara-negara dunia membentuk sebuah pola kehidupan baru bagi seluruh masyarakat dunia dan termasuk di Indonesia sendiri. Kehadiran virus ini mengakibatkan segala aktivitas di luar rumah beralih dilakukan di dalam rumah, mulai dari aktivitas sekolah atau perkuliahan, perkantoran, dan semua aktivitas digantikan dengan pertemuan-pertemuan via digital (Sannya,2021). Dengan banyak negara mengalami resesi ekonomi atau pertumbuhan yang melambat yang diakibatkan adanya lockdown,  hal ini mengharuskan individu untuk lebih berhati-hati dalam mengelola pengeluaran dan menyesuaikan rencana keuangan jangka pendek dan panjang mereka. Pandemi mempengaruhi cara individu menghabiskan uang mereka. Misalnya, lebih banyak orang mengalihkan pengeluaran dari kebutuhan non-urgent ke hal-hal yang lebih penting seperti kebutuhan medis, makanan, dan perlindungan kesehatan. Selama pandemi dan adanya pembatasan sosial dimasyarakat mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi ke sistem digital atau online. adapun lonjakan dalam penggunaan teknologi finansial tersebut diantaranya yakni pembayaran digital, perbankan online, dan investasi melalui platform digital (Asih,2022). Hal ini mencerminkan penyesuaian individu terhadap cara baru dalam mengakses dan mengelola keuangan mereka secara efisien dari jarak jauh.Â
Krisis covid 19 telah menyoroti pentingnya literasi keuangan. Individu yang memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, termasuk bagaimana mengelola utang, berinvestasi dengan bijak, dan mengatur keuangan pribadi mereka, cenderung lebih siap menghadapi dampak ekonomi dari pandemi (Mustafa, 2022). Krisis covid 19 telah menyoroti pentingnya literasi keuangan. Individu yang memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, termasuk bagaimana mengelola utang, berinvestasi dengan bijak, dan mengatur keuangan pribadi mereka, cenderung lebih siap menghadapi dampak ekonomi dari pandemi.
Secara keseluruhan, pandemi covid 19 telah menegaskan bahwa pengelolaan keuangan yang baik dan fleksibilitas finansial menjadi kunci untuk bertahan dan pulih dari krisis ekonomi yang mendadak. Ini mengingatkan kita bahwa dalam abad ke 21, kebijaksanaan dalam mengelola keuangan pribadi harus disertai dengan kesiapan untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi global yang cepat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H