Apakah anda tahu bahwa udara dalam ruangan yang anda tinggali dapat tercemar? Tahukah Anda hal ini dapat berisiko terhadap kesehatan anak?
Polusi udara di dalam ruangan sering dianggap sepele, tapi sebenarnya itu bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Setiap tahun, polusi udara dalam ruangan menyebabkan sekitar 4,5 juta kematian di seluruh dunia, dengan pneumonia menjadi salah satu penyebab utamanya. Di Indonesia saja, sekitar 22.000 balita meninggal akibat pneumonia setiap tahunnya, menjadikannya salah satu negara dengan angka kematian tertinggi di dunia.
Dalam jurnal kesehatan menurut amoatey (2019) polusi udara dalam ruangan menyumbang sekitar 12% kematian global akibat pneumonia, padahal kita menghabiskan lebih dari 90% waktu kita di dalam ruangan—lima kali lebih banyak dibandingkan di luar ruangan. Bayangkan, satu kematian setiap delapan detik akibat polusi udara dalam ruangan—angka yang sangat menakutkan dan menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Pernahkah kita bertanya, “Bagaimana jika kenyamanan di rumah dan kesehatan jangka panjang kita serta keluarga sama-sama penting?” Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenungkan kembali prioritas dalam menjaga kualitas udara di rumah.
Menurut World Health Organization (WHO), “Polusi udara dalam ruangan adalah salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia yang sering diabaikan. Kita harus bertindak sekarang untuk melindungi generasi mendatang” (WHO, 2021). Kutipan ini menunjukkan betapa mendesaknya masalah ini dan pentingnya tindakan segera.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1077 Tahun 2011 tentang standar kualitas udara dalam ruangan menjelaskan nilai baku mutu udara ruang didasarkan pada parameter kimia, fisik dan biologi. Kualitas udara di rumah sangat penting untuk kesehatan, terutama bagi anak-anak. Misalnya, ketika kita memasak tanpa membuka jendela, kadar karbon dioksida (CO2) bisa meningkat, membuat udara terasa pengap. Selain itu, bahan kimia seperti benzen dari cat atau pembersih juga dapat mencemari udara. Paparan terhadap zat-zat berbahaya ini dapat meningkatkan risiko pneumonia, infeksi pernapasan yang serius, terutama pada balita. Asap rokok mengandung banyak zat berbahaya yang merugikan kesehatan kita dan dapat memperburuk kondisi paru-paru, meningkatkan kerentanan anak terhadap pneumonia. Ruangan yang terlalu panas atau dingin juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan, sementara kelembapan yang tinggi bisa membuat dinding berjamur, yang dapat memicu alergi dan memperburuk masalah pernapasan.
Anak-anak lebih gampang sakit jika terpapar polusi terlalu lama, oleh karena itu ada beberapa langkah yang bisa kita ambil diantaranya, seperti membuka jendela di pagi hari agar udara segar bisa masuk dan mencegah virus serta bakteri berkembang di dalam rumah. Kita juga dapat meminimalisir sumber polusi, walaupun terkadang masih sulit untuk dilakukan pengurangan sumber polusi, namun hal ini sangat penting untuk dilakukan.
Selain itu, penting juga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di semua aspek kehidupan. Jika ada sumber polusi, usahakan untuk menguranginya dan pastikan ventilasi memadai. Penggunaan pembersih udara dapat membantu menghilangkan partikel dan gas berbahaya. Langkah-langkah ini bisa menjaga udara di rumah tetap bersih dan melindungi kesehatan keluarga. Tindakan segera dan berkelanjutan sangat penting untuk melindungi kesehatan kita dan generasi mendatang.
Referensi :
Amoatey, P., Omidvarborna, H., Baawain, M. S., & Al-Mamun, A. (2019). Indoor air pollution and exposure assessment of the gulf cooperation council countries: A critical review. Environment International, 121(August), 491–506
Permenkes No. 1077/Menkes/PER/2011 tentang Pedoman penyehatan udara dalam ruang rumah, (2011).