Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian negara. Sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada pihak yang mengalami defisit. Artinya, apabila sistem keuangan tidak stabil, maka pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik. Hal ini tentunya akan menghambat pertumbuhan ekonomi negara.
Sebagaimana pengalaman pahit yang telah kita rasakan pada krisis tahun 1998, sistem keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis, Â akan memerlukan biaya yang sangat tinggi dalam upaya penyelamatannya.
Dikutip dari ojk.go.id, beberapa hal ini akan terjadi apabila negara mengalami ketidakstabilan sistem keuangan :
- Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif.
- Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat alokasi dana yang tidak tepat sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.
- Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik dananya sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas.
- Sangat tingginya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan apabila terjadi krisis yang bersifat sistemik.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak menguntungkan di atas, maka diperlukan langkah konkret dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya ketidakstabilan sistem ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia dan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang memiliki tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (bi.go.id).
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama tersebut dapat disimak di bawah ini ya!
- Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
Mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi, Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang, seperti melakukan penerapan suku bunga yang ideal.
- Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan.
Penciptaan kinerja lembaga perbankan ini dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Sebagaimana halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Oleh karena itu, demi mencegah terjadinya kegagalan tersebut, maka dilakukan penegakan sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif.
- Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Kegagalan dalam sistem pembayaran akan menimbulkan risiko yang dapat menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik (contagion risk). Oleh karena itu, Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan dalam mengurangi risiko pembayaran seperti menerapkan sistem pembayaran real time atau yang lebih dikenal sebagai sistem Real Time Gross Settlement (RTGS).
- Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.