Pada hari selasa 8 Oktober 2024 dan Jumat 18 Oktober 2024, kelompok KKN Psikologi UNS Angkatan 2021 yang beranggotakan tiga mahasiswa, yang terdiri dari Dyah Ayu Chandra Pertiwi, Halida Aisha Nadini, dan Indah Kusumaningrum telah melaksanakan Psikoedukasi di SMA Al Azhar Syifa Budi Solo. Psikoedukasi ini memiliki tema Kekerasan Gender Berbasis Online (KBGO) dan dikemas dengan judul "Respect and Protect: Mewujudkan Kehidupan Bermedia Sosial Tanpa Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)". Selain psikoedukasi sebagai kegiatan utama, program KKN juga dilengkapi dengan serangkaian kegiatan lain, yakni lomba poster dengan tema literasi KBGO sebagai langkah untuk menginternalisasi pengetahuan yang telah didapatkan oleh peserta dari pemberian psikoedukasi.
Kekerasan Gender Berbasis Online (KBGO) menjadi isu permasalahan yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Berdasarkan data SAFEnet Indonesia, pada 2024 kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di Indonesia naik 4 (empat) kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, tercatat 118 kasus di triwulan I dan pada tahun 2024 triwulan I naik menjadi 480 kasus. Lebih lanjut dilihat dari segi usia, SAFEnet mencatat anak-anak dibawah usia 18 tahun menjadi korban terbanyak kedua dengan jumlah kasus sebanyak 123 kasus. Adapun survei yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Statistik Negara menerangkan pengguna media sosial didominasi oleh remaja berusia 15-19 tahun (Mulati & Lestari, 2019). Berawal dari kecemasan atas meningkatnya kasus tersebut, mahasiswa tergerak untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap potensi terjadinya Kekerasan Gender Berbasis Online (KBGO) pada pengguna media sosial dengan target program ditujukan kepada remaja SMA.
Kegiatan diawali dengan pembukaan dan doa oleh MC, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMA Al Azhar Syifa Budi Solo, kemudian kegiatan pretest, ice breaking, penyampaian materi Psikoedukasi oleh Ibu Mahasri Shobabiya, S.Psi., M.Psi., Psi., dan diakhiri dengan posttest serta penutupan. Pada sesi Psikoedukasi, Ibu Mahasri Shobabiya S.Psi., M.Psi., Psi. sebagai pemateri menjelaskan informasi mengenai beberapa hal, antara lain pengertian dan faktor penyebab KBGO, tipe-tipe KBGO, pelaku dan korban KBGO, dampak KBGO bagi korban, cara mencegah KBGO dengan Respect and Protect, dan pendampingan korban dan cara memperoleh bantuan. Ibu Mahasri mencoba menanamkan pentingnya kesadaran akan KBGO, terutama bagi para remaja yang aktif di media sosial. Dalam materi ini, siswa diajak untuk memahami bahwa tindakan-tindakan yang berpotensi menjadi kekerasan berbasis gender dapat berawal dari aktivitas sederhana di media sosial, seperti membagikan informasi pribadi tanpa izin. Di samping itu, beliau juga menekankan pentingnya Respect and Protect, yaitu sikap menghargai privasi dan keamanan orang lain saat bermedia sosial.
Selain itu, pretest dan posttest dilakukan untuk mengukur efektivitas psikoedukasi ini, yaitu seberapa jauh pengetahuan dan pemahaman peserta meningkat setelah mendapatkan materi terkait KBGO. Berdasarkan hasil dari pengukuran pretest dan posttest, terdapat kenaikan rata-rata pada nilai siswa mengenai pemahaman mereka terdapat Kekerasan Gender Berbasis Online (KBGO). Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menambah pengetahuan peserta tentang KBGO, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dan kesadaran untuk mencegah serta menghadapi risiko KBGO di kehidupan sehari-hari, terutama melalui penerapan Respect & Protect yakni senantiasa menghargai hak-hak orang lain dalam bermedia sosial, menjunjung tinggi etika bermedia sosial, serta melindungi diri sendiri dan orang lain dari ancaman Kekerasan Gender Berbasis Online (KBGO).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H