Mohon tunggu...
INDAH KUMALASARI
INDAH KUMALASARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi sebagai mahasiswa

hobi saya biasanya jalan jalan , makan banyak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dunia Virtual "Metavers" di Kalangan Milenial

11 November 2022   21:22 Diperbarui: 11 November 2022   21:37 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era kecanggihan yang merajalela pada sekarang ini, banyak menghadirkan teknologi teknologi baru serta inovasi inovasi baru demi menunjang perkembangan teknologi, salah satunya adalah "Metaverse" yang ramai sekali menjadi perbincangan terutama di kalangan anak-anak muda, pada awalnya CEO dari social media yang besar yaitu Facebook mengubah label perusahaan nya dengan sebutan "Meta" , adanya perubahan nama pada label perusahaan terjadi karena CEO Facebok yakni Mark Zuckerberg memiliki keinginan untuk menciptakan sebuah inovasi dan terobosan baru dengan menghadirkan dunia virtual dan menggabungkan teknologi beserta augmented Reality melalui metaverse tersebut. 

Secara jelasnya yang dimaksud Augmented Reality atau yang disebut AR ini memiliki system kerja dengan cara menggabungkan antara benda maya dengan 2 dimensi ataupun lebih pada sebuah fenomena atau kejadian dengan menambahkan benda benda ataupun kondisi secara real dalam waktu yang nyata, kecanggihan dari teknologi ini dapat menciptakan sebuah simulasi , yang mana simulasi ini dilakukan untuk pengecekan dan perbandingan terhadap dunia nyata seperti contoh nya adalah terdapat seseorang yang ingin mecoba wahana horror, dimana didalam VR tersebut menghadirkan dimensi2 horor dan kondisi lingkungan yang mendukung agar setiap individu yang menggunakan alat tersebut seakan akan berada didalam ruangan secara nyata. 

Didalam dunia metaverse yang akan diluncurkan, teknologi AR ini harus dipadu padankan dan didukung oleh yang Namanya AI, atau yang biasa disebut dengan Artificial Intellegence dimana teknologi tersebut menjadikan sebuah system pada computer, maupun perangkat lunak dan program robot didalam untuk memiliki pola pikir yang cerdas layaknya seorang manusia. 

Sejarah dari program teknologi "Metaverse" ini berawal dari seorang tokoh bernama Neal Stephenson yang terdapat dalam novel Snow Crash pada tahun 1992, dimana didalam novel tersebut menjelaskan mengenai metaverse adalah sebuah konsep didalam dunia virtual yang mana setiap penggunanya dapat membuat serta menjelajah dengan pengguna yang lainnya. 

Dilihat dari fenomena yang ada di Indonesia saat ini, generasi millennial lah yang dapat dijadikan sebagai tombak untuk keberlangsungan teknologi tersebut, karena berdasarkan survey yang dilakukan oleh BPS, penduduk yang ada di indoneia ini didominasi oleh generasi millennial diantaranya terdapat generasi Z dengan kelahiran 1998-2012 serta generasi millennial itu sendiri ,proporsi tersebut dirasa mampu untuk mendongkrak keberlangsungan teknologi ini, sehingga pangsa pasar dan pemeran utama ini menjadikan Indonesia siapuntuk menghadapi era metaverse. 

Pandangan generasi millennial ini di dukung oleh beberapa karakter yang melekat diantaranya adalah 1) mereka memiliki sikap yang mampu beradaptasi secara cepat sehingga adanya trend trend baru dapat diserap secara cepat da langsung oleh generasi tersebut, 2) generasi millennial memiliki solidaritas yang tinggi terhadap antar komunitas , hal tersebut menjadi nilai dan point plus pada masa metaverse, 3) koneksi, pada setiap pengguna dibutuhkan sebuah koneksi, hal tersebut menjadikan teknologi ini mampu berintegrasi secara leluasa,bagaimana bukan, metaverse dapat menghubungkan banyak penggunanya bai kantar nasional maupun internasional sehingga cakupan yang didapatkan sangat luas 4) kepercayaan diri, sebagai modal yang paling utama dalam kesuksesan teknologi metaverse, karena point dari kepercayaan diri inilah dapat mengambil keputusan di setiap risiko risiko yang terjadi. 

Metaverse memiliki tugas untuk merancang sebuah pencarian secara mendalam bagi penggunanya serta mampu merencanakan scenario yang baik terhadap penggunanya, karena mereka dapat merasakan kondisi secara nyata di lingkungan virtual layaknya lingkungan secara real yang seharusnya dijalani, dapat dikatakan dunia virtual ini dapat melekat di generasi millennial karena generasi ini pada dasarnya telah lahir dan telah hidup dengan terbiasa dengan kondisi dan lingkungan menggunakan teknologi digital, jadi mereka sudah dipastikan mampu beradaptasi secara cepat dalam penggunaannya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa metaverse ini adalah teknologi yang meruapakan peralihan antara dunia nyata dengan dunia virtual dengan tiga dimensi, sebagai generasi milenial yang melek terhadap teknologi dan haus dengan pengetahuan perkembangan dunia maka generasi millennial lah yang dapat mendongkrak dan sebagai pundak untuk dapat berkembang di masa depan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun