Kekhalifahan Harun Ar-Rasyid dalam Diplomasi Islam pada masa Dinasti Abbasiyah
Hubungan diplomasi Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist dengan contoh-contoh yang dilakukan Nabi Muhamad SAW dan para sahabatnya, salah satunya juga terdapat pada diplomasi islam pada masa dinasti abasiyyah. Sebelum membahas lebih dalam lagi mengenai diplomasi islam, alangkah lebih baik mengetahui dulu diplomasi secara umum dari fungsi dan tujuannya serta keterkaitan dengan diplomasi Islam yang lebih spesifik.
Diplomasi secara umumnya memiliki fungsi yaitu: reporting, representating, negotiating, protecting, dan promoting. Dengan tujuan memperoleh informasi sebagai bahan untuk dijadikan keputusan pertimbangan kebijakan, memelihara hubungan baik dan kerjasama antara kedua belah pihak, meningkatkan kesejahteraan kedua negara yang terlibat, dan pembagian atau keseimbangan keuntungan.
Dalam diplomasi islam memiliki karakteristik pada seorang diplomat muslim yaitu ; senantiasa melaksanakan segala tugasnya dengan niat ibadah, melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, dan senantiasa melaksanakan segala tugasnya sesuai syariat islam.
Sesuai pada sumber diplomasi Islam adalah Al-qur'an, salah satunya terdapat pada surat An-Nahl ayat 91 yaitu :
" Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. "
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, Abbasiyah merupakan kekhalifahan Islam ketiga dan berkuasa paling lama yaitu dari 750-1258 M. Lalu siapakah saja khalifah-khalifah pada masa Abbasiyah?
Berikut nama-nama khalifah masa Abbasiyah :
Abu Ja'far Al-Mansur
Al-Hadi