Kejadian ini mengingatkan saya pada bulan Juli tahun lalu waktu saya berkunjung ke Manado. Berhubung saya waktu itu sudah resign di kerjaan yang lama di Gorontalo, saya memutuskan rehat sebentar untuk jalan2 ke Manado. Perjalanan ke Manado sendiri memakan waktu cukup lama. Sekitar 9 jam jika ditempuh melalui perjalanan darat.Saya menggunakan jasa travel waktu itu karena bisa menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan. [caption id="attachment_95967" align="aligncenter" width="350" caption="Pemandangan di sepanjang kota Manado"][/caption]
Sesampai di Manado saya disambut oleh teman saya yang kebetulan masih bertugas di Manado tepatnya di wilayah Airmadidi.Cukup melelahkan memang perjalanan yang saya tempuh, tapi terbayarkan juga ketika sudah sampai di Manado. Dengan membawa koper dan bawaan yang cukup buanyak ( maklum namanya juga cewe' kalo semua barang ga dibawa takutnya ntar ada yang kurang ) saya melanjutkan perjalanan ke Airmadidi. Tiba di sana saya menginap di kos teman saya beserta teman sekamarnya. Jadi bisa dibayangkan satu kamar kita berttiga di ranjang yang sempit plus berdesak - desakkan. Untunglah kita orangnya kecil - kecil jadi masih muat ranjangnya. Hehehe...Oiya sekedar informasi harga kos - kosan disini cuma gopek ( Rp. 100.000,-/bulan ) Bandingkan dengan kos - kosan di Surabaya yang mencapai Rp. 300.000,-/bulan.Cukup murah kalo sekedar untuk " numpang " tidur ... Di Manado tak afdol kalo ga jalan - jalan. Tapi kalo jalan - jalan sendirian gimana ya?.Teman saya kerja kalo pagi sementara teman yang sekamar dengan saya juga sekolah di SMU. Karena bosan berada di kos - kosan, saya memutuskan untuk pergi sendiri ke kota ( Manado ) dengan naik " oto " ( angkot ).Dengan pengetahuan bahasa Manado yang pas - pas an saya memutuskan untuk jalan - jalan sendiri dengan bertanya arah tujuan angkot. Setiap hari hampir saya ke kota hanya untuk ke mall2 saja ( Matoz, Mega Mall, MTC, IT Mall, dll ). Dan berhubung sangat bosan dengan nge mall tiap hari tanpa tujuan yang jelas, saya memutuskan untuk jalan - jalan sendiri. Karena waktu saya tinggal beberapa hari lagi di Manado maka saya menggunakan waktu sebaik -baiknya.Yah meskipun dalam arti sebenarnya belum semua tujuan wisata bisa saya datangi. Tapi tak apalah.Besoknya saya memutuskan jalan - jalan ke Air Terjun Pinaras yang berada di Kota Tomohon. Dengan hanya mengandalkan pengetahuan saya lewat internet, saya langsung menuju ke Terminal Tomohon. Dengan perjalanan yang cukup lama dan waktu itu hujan lagi, akhirnya sampai juga ke kota tujuan. Dengan sok tau + sok imut ( apa hubungannnya ya ?? ) , saya naik oto arah tujuan pinaras ( Air terjun pinaras daftar tujuan wisata pertama saya ). [caption id="attachment_95956" align="aligncenter" width="214" caption="Air Terjun Pinaras menurut gambaran saya"]
[/caption] Ketika berada di oto banyak penumpang terutama ibu - ibu dan remaja putri. Ketika ada seseorang yang bertanya " Mau ke mana kak? ". Melihat saya dengan tatapan aneh, mungkin karena saya tampak seperti bukan orang sana. " Ke Air Terjun Pinaras " jawab saya dengan mantap. Ketika mendengar jawaban saya , kontan seisi dalam oto melihat ke arah saya. Kebetulan saya duduk di tempat paling belakang. " Ada apa ya? Apa masih jauh dari sini ?". Tanya saya. " Iya masih jauh, paling ujung sendiri " Jawab salah satu ibu. Pikiran saya tiba - tiba merasa tidak enak dan bertanya - tanya ada apa dengan air terjun itu. Ketika semua orang sudah turun dan tinggal saya sendiri dengan pak sopir. Pak sopir bertanya " Apa bawa teman ke sana ?". " Hati - hati kalo sudah sampai disana ". Spontan saya jawab " Iya pak ada janjian dengan teman disana ". Tidak apa - apalah berbohong untuk kebaikan. Ketika sampai disana saya masih bingung dengan tujuannya. Ini akibat kalo coba - coba jalan2 sendiri mana bukan orang daerah sini lagi. Setelah berjalan kira - kira 1 Km saya baru sadar kalo daerah Air Terjun tersebut adalah kuburan penduduk dan sangat sepi. Pantesan aja orang - orang tadi melihat saya dengan tatapan aneh. Mana mungkin saya janjian dengan seseorang di daerah kuburan. Ga tau lagi kalo saya janjian dengan mbak Kunti atau mas Pocong. Hehehe... Meskipun air terjunnya tinggal 100 m dari kuburan tersebut. Tapi saya memutuskan untuk balik. Lawong air terjunnya juga di daerah semak - semak pepohonan.Rimbun. Banyak pepohonan.Pokoknya ngeri kalo beneran jadi kesana.Apalagi saya perempuan.Wajar gto loh kalo takut - takut gimana gitu. :) Waktu menunjukkan Pkl 15.30 dan saya belum mendapatkan oto untuk balik ke Terminal lagi. Daripada menunggu, saya memutuskan untuk berjalan di sepanjang jalan. Kebetulan daerah Pinaras sedang musim cengkeh waktu itu jadi aroma bau cengkeh ada dimana- mana. Dan warga daerah sana menjemur cengkeh di sepanjang jalan depan rumah mereka. Anjing - anjing yang berkeliaran di sepanjang jalan juga cuek bebek ketika saya berjalan. Sungguh memusingkan saat itu. Mana tidak ada sinyal hp lagi. Lelah berjalan saya akhirnya saya duduk di depan rumah warga sambil bengong. Lah koq tiba - tiba mobil yang parkir di depan saya ada yang punya. " Hei nona mau kemana ? " Teriak pemilik mobil yang kebetulan bapak - bapak itu. " Mau ke kota pak.Ke Terminal " jawab saya berharap boleh dapat tumpangan. " Iya naik saja " kata bapak tersebut. Wah leganya pikir saya. Gak apa - apalah. Walau dalam hati saya harap - harap cemas karena takut dengan bapak - bapak tersebut. Di sepanjang perjalanan bapak tersebut mengeluarkan botol minuman. Dengan pikiran yang tidak enak saya berusaha mengalihkan perhatian dengan mengajak ngobrol bapak tersebut. " Mau Cap Tikus ?" tawarnya saat itu. Saya yang waktu masih minim pengetahuan akan Manado berpikir kalo saya akan ditawari makan tikus. Karena yang saya tahu warga sana juga mengenal tikus sebagai bahan makanan. " Tidak pak terima kasih " jawab saya dengan spontan. " Enak koq " rayunya. Saya hanya berdoa saja agar cepat sampai daerah kota dan cepat pulang. Sesampainya di daerah terminal saya diturunkan oleh bapak tersebut ( dengan perasaan dongkol karena saya menolak tawarannya tadi ). Beruntung saya mendapat bis untuk kembali ke daerah Manado. Ketika saya sampai di Manado saya memutuskan untuk makan di Mega Mall sambil melepas rasa penat sebelum saya kembali ke Air Madidi. Setelah tiba dikos - kos an saya iseng bertanya ke ibu kos saya apa arti Cap Tikus. Baru saya tau kalo artinya adalah arak atau semacam minuman keras daerah sana. "Astaga untung tadi cepat - cepat sampai di kota kalo tidak bisa bahaya " pikir saya.Dan ibu kos juga kaget karena saya begitu jauh sampai saya " bapasiar " sampai ke daerah sana Untuk perjalanan lainnya akan saya ceritakan lain berikutnya. ( Sumber Foto : Uncle Google )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya