Era digital merupakan era dimana hampir semua orang selalu terkoneksi dengan gawai dan internet untuk memudahkan dalam beraktivitas, kemajuan teknologi semakin pesat sehingga memudahkan dalam mengakses internet dan terhubung dengan orang lain dari seluruh dunia tanpa harus berjumpa atau bertatap muka. Internet merupakan jaringan besar yang saling berhubungan dari jaringan pada komputer yang menghubungkan orang-orang dan komputer-komputer diseluruh dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Salah satunya adalah media sosial yang merupakan media online yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi.
Melalui media sosial kita dapat membagikan kegiatan yang kita lakukan dan sebaliknya kita dapat melihat kegiatan orang lain yang diunggah pada media sosial, kita juga bisa memberikan tanggapan pada unggahan orang lain serta bertukar pesan dengan orang-orang di media sosial. Selain itu di era digital seperti saat ini sudah banyak informasi yang tersebar melalui media sosial, berbeda dengan jaman dahulu diamana media informasi masih melalui koran, radio dan televisi. Hal tersebut tentunya merupakan aspek positif dari perkembangan teknologi internet, namun perkembangan teknologi internet juga memiliki aspek negatif salah satunya adalah adiksi internet atau yang bisa disebut “kecanduan internet” yang banyak dialami oleh remaja.
Kasus adiksi internet yang terjadi pada remaja meningkat pesat saat terjadinya pandemi covid-19 yang mengharuskan segala kegiatan berbasis online lebih dari 12 jam sehari, karena pada situasi tersebut kita harus membatasi interkasi secara lagsung dengan orang-orang di sekitar dan melakukan isolasi. Hal tersebut tentunya juga berdampak besar pada kehidupan yang dapaat mengubah pola hidup dan kebiasaan pada orang-orang. Remaja termasuk ke dalam usia yang retan mengalami kacandun internet, karena pada usia tersebut mereka cenderung ingin tau tentang banyak hal.
Adiksi internet mempunyai beberapa tipe, diantaranya ialah:
- Cyber seksual, merupakan ketergantuan untuk melihat sesuatu yang bersifat pornografi dan berbau bau seksulitas, tentunya hal tersebut sangat berdampak besar pada pertumbuhan remaja, terlebih lagi di usia merka yang masih di bawah umur.
- Cyber relationship, dalam kondisi ini orang-orang ingin terus terhubung dengan aplikasi datting untuk mencari pasangan secara tidak wajar dalam melakukan chating seperti melalui tinder, bumble, tantan dan lainya. Ingin terus-menerus melakukan chating pada aplikasi tersebut secara tidak terkendali.
- Non compulshion, ditandai dengan terus-menerus berkeinginan untuk belanja online, selain itu pada saat ini banyak remaja yang kecanduan untuk menonton drama secara online, dan tak sedikit pula yang berlangganan untuk aplikasi menonton film tersebut.
- Information overloaded, di era digital seperti saat ini remaja selalu menggali berbagai sumber informasi melalui internet tanpa henti.
- computer addiction, merupakan kecanduan dalam menggunakan kompuer, ingin terus beada di depan komupter entah itu melihat drama, atau bermain game online.
Adiksi internet dapat terjadi karena orang tua juga teroneksi pada gadget. Adanya rasa kesepian yang dialami oleh remaja dan memilih untuk bermain interne. Kurang mampu berkomunikasi secara langsung karena kurangnya rasa percya diri saat berkomunikasi secara lagsung yang sering dialami oleh remaja.
Contoh kasus yang dialami seorang siswa yang merasa kesepian lalu ia menuliskan sebuh curhatan di dalam media sosial dan menadapatakan respon serta dukungan positif dari orang-orang yang berada di media sosial tersebut, sehingga respon tersebuat membuatnya merasa tak lagi kesepian dan mempunyai banyak teman di media sosial yang membuat anak tersebut sering menuliskan curhatan pada sosial media dan menjadi sulit mengontol diri dalam menggunakan media sosial, seperti halnya game online yang kerap membuat para remaja kecanduan dalam bermain game.
Selain media sosial game online dan aplikasi online lainnya juga merupakan teknologi yang digemari remaja pada saat ini. Penggunaan internet dapat menjadikan masalah bagi para remaja jika terlalu berlebihan dalam menggunakannya seperti munculnya rasa ingin terus-menerus terjun dalam dunia internet yang mengakibatkan remaja tak terkendali dalam menggunakan internet. Hal tersebuat dapat terjadi karena remaja jarang mendapatkan pengawasan dari orang tua saat menggunakan internet.
Remaja yang kecanduan internet cenderung sangat sensi dengan omongan orang-orang disekiatarnya, karena pada remaja otak yang lebih berkembang adalah area emosi. Area yang bisa mengontrol prilaku belum matang pada usia tersebut. Penggunaan internet secara berlebihan juga dapat menyebapkan gangguan mental dan fisik karena kurangnya jam tidur pada remaja yang mengakibatkan anak ketiduran saat berada di kelas, menurunnya pemahaman terhadap materi yang disampaikan sehingga dapat meyebapkan menurunnya nilai-nilai prestasi, kurangnya rasa fokus, gampang bosan dengan lingkungan sekitar jika tidak bermain gawai dan selalu merasa mengantuk.
Banyak remaja pada saat ini yang mengasingkan diri dari lingkungan sosial dan lebih tertarik dengan kehidupan di media sosial yang mengakibatkan kurangnya hubungan sosial dalam kehidupan di dunia nyata. Munculnya rasa gelisah saat berjauha dengan gedet koneksi interet. Maka dari itu perlu adanya edukasi mengenai bagaimana pentingnya menggunakan internet dengan baik pada remaja. Adiksi dapat dicegah dengan berbagai cara, diantaranya adalah batasi waktu atau buat jadwal penggunaan, dalam menggunakan internet, mulailah untuk mengatur waktu penggunaan dan menjadwal penggunaan internet tiap harinya.
Cobalah untuk bergabung dalam komunitas offline di lingkungan sekitar agar terjadinya interaksi dengan orang-orang di luar sana. Lebih sering terkoneksi dengan teman secara offline. Menghabiskan waktu untuk hobi dengan mayoritas gerakan fisik, agar pemikiran terasa relaks walau jauh dari internet. Adanya adiksi internet tentunya membawa dampak besar bagi perkembangan di masa yang akan datang, maka dari itu pentingnya kita untuk menggunakan teknologi dengan sangat hati-hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H