Pentingnya Penerapan Budaya Positif di Sekolah yang Mengimplementasi Kurikulum Merdeka

Ketika berinteraksi dengan murid ternyata saya dapat memposisikan diri sebagai manager, setelah rekaman dari praktik segitiga restitusi juga saya senang dapat mengevaluasi bahwa tiga tahapan segitiga restitusi mulai dari mmenstabilkan identitas, Validasi Tindakan yang salah, menanyakan keyakinan memang penting dilakukan. 

Hal yang berbeda adalah tantangan saya mempraktikkan tahapan menstabilkan identitas, diperlukan empati kepada murid saat berinteraksi, sehingga murid percaya bahwa saya memang sedang pada posisi kontrol manager.

Ya saya pernah menerapkan segitiga restitusi  pada permasalahan murid saya, yang saya lakukan pada validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan kelas. Saya mempraktekkannya dengan menanyakan apa yang telah dilanggar, dan murid ingin menjadi orang yang seperti apa ketika memahami nilai kebaikan.

Pada saat mempraktekkan nya memang belum memunculkan tahapan menstabilkan identitas. Dalam benak sayapun juga saya bertanya, Bagaiman cara menerapkan Tahapan Menstabilkan Identitas ini? Apa yang perlu saya pelajari lebih mendalam untuk penerapan tahapan menstabilkan identitas pada saat menghadapi kasus yang berbeda?

Selain konsep tentang budaya positif, hal lain yang menurut saya penting dipelajari adalah seperti pada topik disiplin positif di Platform Merdeka Mengajar. Saya juga akan berdiskusi dengan rekan fasilitator rekognisi terkait hambatan dan tantangan saya pada saat mempraktikkan segitiga restitusi, saya juga akan mengikuti kegiatan webinar dan peningkatan kompetensi terkait budaya positif. Saya juga akan mempelajari program inspirasi dari platform merdeka mengajar agar budaya positif tercipta di tempat saya bertugas.