Mohon tunggu...
Indah Fajar Rosalina
Indah Fajar Rosalina Mohon Tunggu... -

mahasiswi biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ketika Olahraga, Mengolah Nyawa

24 September 2012   11:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:48 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sepakbola merupakan olahraga yang menjadi champion dari seluruh olahraga yang ada. Semua orang begitu antusias apabila ada pertandingan-pertandingan bergengsi dari olahraga tersebut.

Ada yang mengatakan bahwa Sepakbola pertama kali dimainkan pada abad ke-2 dan abad ke-3 di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari hingga kini

Seiring perkembangannya, sepakbola merupakan ajang bergengsi yang menjadikan sekelompok orang mempertahankan harga diri, meningkatkan solidaritas demi mendukung dan memeriahkan pertandingan dan tim kesebelasan yang diidolakan. Hingga hal tersebut menyebabkan fanatisme golongan yang menyebabkan beberapa dampak tersendiri bagi supporter dan atlet sepakbolanya

Tidak jarang pula beberapa kasus kerusuhan supporter sepakbola bahkan hingga berjatuhan korban nyawa, tak luput dari sorotan media. Melihat pada kejadian baru-baru ini, supporter sepakbola Persebaya tewas akibat rusuh usai pertandingan Persebaya vs Persija di stadion Surabaya, dan juga masih hangat dalam pikiran kita permusuhan sengit antara Persib Bandung dan Persija Jakarta masih saja berlangsung hingga menyebabkan 1 orang supporter tewas pada sepekan ini.

Tidak bisa dipungkiri, sepakbola memberi pengaruh yang luar biasa terhadap penduduk dunia. Sepakbola dapat mengubah individual menjadi solidaritas kelompok dan juga dapat membuat permusuhan antar kelompok bahkan harga diri antar wilayah

Dalam hal ini, penulis mencoba memberi solusi pada tiga tempat penting dalam memaknai olahraga yang sejatinya mengolah tubuh kita untuk hidup sehat, baik sehat jasmani dan sehat bersosialisasi dalam menghadapi kemajemukan.

Yang pertama pada tataran supporternya, menurut pengamatan penulis, mayoritas supporter fanatic sepakbola adalah para pelajar dan pemuda yang notabennya tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga kegiatan “menggilai” tim idolanya menjadi pekerjaan yang begitu mengasyikkan baginya. Hal ini tidak akan berlangsung lama apabila supporter fanatic telah ada pekerjaan atau aktivitas apapun yang bisa menyita atau mengurangi perhatiannya terhadap tim idolanya. Selain itu, mental supportive juga harus ditanamkan dalam benak para supporter fanatic, apabila melihat tim idolanya kalah atau menang. Dan yang paling penting adalah, saat ingin bertanding tidak mudah terhasut oleh ucapan-ucapan hasutan yang notabennya adalah para profokator yang menyamar sebagai bagian dari pendukung salah satu tim, dan supporter juga harus bersikap sensitive apabila melihat tim lawan hadir di depan mata kita. Rasa dendam yang berkepanjangan harus segara diakhiri sebagai upaya untuk meminimalisir atau bahkan menghentikan terusnya pertumpahan darah dan berjatuhan nyawa dalam membela tim favorit. Penulis rasa, para atlet yang diidolakan juga tidak ingin adanya pertumpahan darah. Yang atlet butuhkan adalah dukungan semangat saat sebelum atau sedang bertanding dan yang penting adalah dukungan moril saat usai pertandingan (kekalahan dan kemenangan menghampiri para atlet)

Yang kedua adalah pada tataran si atlet yang diidolakan, sebagai tokoh yang diharap-harapkan dalam mempertahankan harga diri suatu kelompok atau wilayah, atlet harus memberi contoh yang baik dengan mental supportif dan mental semangat juang yang tak putus asa memberikan permainan terbaiknya. Atlet juga harus bisa menghimbau pendukungnya untuk tidak melakukan tindakan yang berlebihan yang dapat merugikan keselamatan pendukung.

Dan yang ketiga, yang terpenting adalah pada tataran pengamanan perjalanan pertandingan sepakbola berlangsung. Belajar dari system pengamanan piala dunia tahun 2010 di Afrika Selatan, tim Jerman vs tim Inggris yang kita tahu mereka adalah musuh bebuyutan dengan supporter yang fanatik, tetapi dengan proses pengamanan yang cerdas, tegas, dan total. Tidak ada kerusuhan saat sebelum-sedang-usai pertandingan, Pihak keamanan terkait, sengaja tidak mempertemukan kedua supporter fanatic ini karena tim pengaman di Afrika Selatan membuka 2 pintu masuk-keluar yang berbeda, dengan jarak yang cukup jauh dan berlawanan. Bahkan tempat parkiran dan tempat duduk di dalam stadionpun mereka harus dipisahkan guna mencegah pertemuan 2 supporter fanatic itu. Masa fanatic bola yang banyak bukanlah alasan naïf bagi para pengaman setiap stadion apabila cara cerdas ini bisa kita tiru dan serius dilaksanakan. Pengamanan harus lebih diperketat, dan memperlakukan supporter secara tegas tetapi tidak menyakiti.

Sekali lagi, masalah kerusuhan supporter janganlah menjadi coretan hitam dalam memaknai olahraga yang sesungguhnya, Menggemari bola boleh-boleh saja, karena itu adalah hak setiap manusia untuk menyukai, menjalankan aktivitas dan kesukaan masing-masing, asal sifat fanatisme golongan ini bisa berubah ke arah postif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun