Mohon tunggu...
Indah Destriani Rahayu
Indah Destriani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya manusia biasa.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030108), Gadis asal Bandung yang hobi bersenandung.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Tebing Breksi Yogyakarta dan Wajah Barunya Pasca Pandemi

30 Mei 2022   21:19 Diperbarui: 30 Mei 2022   21:33 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia selama dua tahun terakhir memberikan dampak yang sangat terasa pada aktivitas perekonomian secara global. 

Salah satu kegiatan ekonomi yang mengalami dampak paling parah menurut para analisis ekonomi adalah bidang industri pariwisata. Kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan membuat mobilitas masyarakat menjadi sangat terbatas. 

Dua tahun lamanya pandemi Covid-19 menyerang dunia, membuat industri pariwisata harus merasakan penderitaan bahkan sampai harus memberhentikan karyawannya karena kehilangan para wisatawan yang tidak bisa mengunjungi tempat wisata. Selain itu, banyak juga wisatawan yang mendadak harus membatalkan kunjungannya ke tempat wisata.

Tebing Breksi merupakan salah satu tempat wisata yang juga merasakan perihnya kehidupan industri wisata di masa pandemi Covid-19. 

Tebing Breksi Yogyakarta yang menjadi salah satu destinasi unggulan dan popular di Indonesia ini berada di Dusun Groyokan, Kelurahan Sambirejo, Kematan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Destinasi ini memiliki keunikan berupa bekas penambangan atau breksit yang dikelola masyarakat Desa Sambirejo.

Selama masa pandemi wisata Tebing Breksi ini harus buka tutup dan kehilangan wisatawannya. Menurut Pak Halim selaku Humas dan bagian Informasi di wisata Tebing Breksi, selama masa pandemi kemarin tebing breksi hanya diberlakukan empat hari kerja dalam seminggu. 

Ia dan para pegawai lainnya terpaksa harus mensyukuri keadaan yang cukup menyiksa. Bahkan Tebing Breksi pernah berada di titik terparahnya, wisata ini pernah hanya mendapatkan pendapatan 40 ribu saja selama satu hari.

"Kita tidak pernah mengeluarkan karyawan, kita sudah sepakat selama karyawan mau menerima kondisi yang ada dengan jam kerja hanya 4 hari dalam seminggu dan gaji yang dipotong cukup banyak kita tidak akan mengeluarkan satu pun karyawan. Bahkan kita pernah satu hari hanya mendapatkan 40 ribu saja. Tapi alhamdulillah kita tetap bisa bertahan", kata Pak halim.

Meski begitu wisata Tebing Breksi ini mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pariwisata sebagai tempat wisata yang aman untuk di kunjungi di masa pandemi setelah Ratu Boko dan Prambanan. 

Tebing Breksi menyiapkan sekitar 68 tempat untuk mencuci tangan, penyediaan masker dan melakukan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh setiap harinya.

Dua tahun lamanya merasakan penderitaan, wajah Tebing Breksi akhirnya dapat tersenyum kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun