Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada yang Hilang di Balik Sebuah Masker

12 November 2024   13:03 Diperbarui: 12 November 2024   13:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada apa dengan masker, si penutup hidung dan mulut? Sejak pandemi Covid 19 melanda muka bumi ini semua manusia disarankan dan akhirnya diwajibkan untuk mengenakan masker. Masker dipakai untuk menghindari penyebaran virus corona yang maha dahsyat.

Beraneka jenis masker diproduksi besar-besaran pada masa itu, dengan beraneka tipe dan bahan dasar, ukuran serta model dan coraknya.

Pada masa itu semua orang wajib mengenakan masker saat tengah berada di keramaian. Rumah sakit, kantor-kantor, pusat perbelanjaan dan semua tempat umum lainnya tak terkecuali di sekolah atau satuan pendidikan lainnya.

Masker digunakan oleh guru dan anak-anak sekolah saat kegiatan belajar tatap muka sudah diperbolehkan. Waktu itu tentu saja ada edukasi untuk seluruh siswa dalam penggunaan masker di masa pandemi covid.

Beragam jenis masker diproduksi besar-besaran waktu itu. Jenis dan mereknya pun beragam. Mulai dari masker N95/KN95, masker kain satu lapis sampai tiga lapis (scuba, buff, duckbill dll).

Bahkan untuk menarik minat anak-anak dalam penggunaan masker, beragam masker artistic printed diproduksi juga, baik yang hanya sekali pemakaian atau yang bisa dipakai berulang-ulang (tentu saja harus dicuci terlebih dahulu)

Sekarang boleh dikatakan kita sudah terbebas dari pandemi Covid 19 ini dan tentunya kita juga boleh menghirup udara segar tanpa ada penghalang di depan mulut dan hidung kita, yaitu masker. Namun, ada yang kita lupakan tentang masker di saat ini. Penasaran? Inilah pengamatan saya mengenai penggunaan masker khususnya di sekolah tempat saya mengajar.

Beberapa hari yang lalu ada pengalaman yang membuat saya sebagai guru dan salah seorang murid saya pada sebuah kegiatan ekstrakurikuler. Waktu itu kami mengadakan seleksi untuk bagi anak yang ingin bergabung pada kelas ekstrakurikuler, salah satunya dengan meminta mereka berbicara di depan kelas. Selain untuk mengetahui minat dan bakat anak, juga untuk memastikan kemampuan anak di kelas tersebut. Satu persatu anak tampil percaya diri dan menyampaikan opini mereka dengan suara yang lantang, namun ada seorang anak yang membuat saya ragu untuk menerimanya.

Anak perempuan itu tidak pernah melepaskan maskernya sejak pertama kali kegiatan belajar mengajar diberlakukan secara tatap muka pasca berkurangnya pandemi Covid 19. Itu artinya sudah hampir dua atau tiga tahun yang lalu.

Anak perempuan tersebut tidak mampu menyampaikan opini karena suaranya yang kecil ditambah mulutnya ditutupi masker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun