Mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan literasi sangatlah menggembirakan saya. Bagaimana tidak, akhir-akhir ini saya selalu ingin mengupgrade diri atau meningkatkan kualitas diri terutama di bidang literasi.Â
Sebagai pendidik saya termasuk garda terdepan dalam hal berliterasi dan menjadi literat. Sayangnya, kegiatan yang seyogianya dilaksanakan pada bulan November 2023 diundur tanggal 14 Desember 2023 karena sesuatu hal.
Poster kegiatan ini menarik banyak minat para pendidik karena mengusung tema besar yaitu "Guru Indonesia Kualitas Dunia." Selain itu ada juga tulisan yang mengandung ajakan sebagaimana layaknya syarat sebuah poster. Ajakan yang tentu saja membuat guru yang notabene adalah sasaran kegiatan ini menjadi tertarik dan tertantang mengikutinya, seperti saya.
The Biggest Event of Literacy 2023, Wisata Literasi Nasional & Anugerah Literasi Indonesia, khusus Provinsi Jambi. Kalimat-kalimat itu semakin membuat saya penasaran apalagi saat saya membaca nama-nama guru inspirator dari Jambi yang akan hadir di sana dan ditambah lagi dengan sebuah nama yang tak asing bagi saya, Dik Doank.Â
Ya, ia yang memiliki nama asli Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda Kusuma adalah salah satu artis tanah air yang dikenal lewat karya-karya seninya seperti lagu, desain album dan poster, film dan lainnya.Â
Saat ini ia memang vakum dari dunia keartisannya, namun ia justru sedang berjuang mencerdaskan bangsa dengan mendirikan sekolah alam bagi anak-anak yang kurang mampu.
Sempat terlintas dalam pikiran saya, bahwa kegiatan nanti pasti akan menjadi sumber inspirasi terbesar saya dalam berliterasi. Saya akan bertemu dengan orang yang sarat pengalaman dan pastinya akan banyak ilmu yang saya dapatkan pada kegiatan itu.Â
Selain itu saya juga penasaran seperti apa hasil karya tulis para guru khususnya yang berada di wilayah yang sama dengan tempat saya mengajar, kota Jambi.Â
Penasaran saya ini karena hobi saya menulis. Saya ingin bertemu para guru yang memiliki hobi yang sama dengan saya dan harapan untuk bergabung dalam komunitas guru menulis di daerah saya sendiri.
Kegiatan ini juga menawarkan berbagai benefit bagi peserta antara lain mendapatkan sepotong kaus khas kegiatan, buku inspirasi dan bimbingan menulis hingga akhirnya menerbitkan sebuah buku antologi. Wah, pasti menarik sekali.Â
Buku antologi karya para guru inspiratif dari Provinsi Jambi. Selain membawa harum nama daerah tentunya akan meningkatkan kemampuan berliterasi generasi muda di daerah ini.Â
Saya bahkan sudah berniat membawa buku-buku karya saya, siapa tahu nanti di acara itu saya dan beberapa guru yang sudah punya buku dapat saling berbagi. Yang membuat saya lebih semangat lagi adalah bertukar pikiran atau berbagi pendapat serta mendapatkan ilmu dari narasumber utama, yaitu Dik Doank. Selain itu saya juga bisa melihat sosok seorang Dik Doank secara langsung. Pasti keren...
Akhirnya, hari yang ditunggu pun tiba. Meski lokasi kegiatan juga berubah namun tidak mengurungkan semangat saya. Kegiatan WLN (Wisata Literasi Nasional Provinsi Jambi) di adakan di pendopo rumah dinas gubernur Jambi.Â
Hampir tiga ratus peserta guru dari kota dan kabupaten berkumpul di sini. Meskipun acaranya agak molor karena menunggu kehadiran gubernur, tapi acara ini berlangsung lancar.Â
Sempat kecewa karena jadwal acara ini tidak sesuai dengan undangan yang ada pada poster. Mungkin karena Pak Dik Doank ada kegiatan lain di kota lain.
Seremonial berjalan dengan baik seperti biasanya,sambutan-sambutan, tampilan tari, dan penganugerahan tokoh literasi Provinsi Jambi. Gubernur Provinsi Jambi, Bapak DR.H. Al Haris, S. Sos, M.H menjadi salah satu penerima anugerah literasi ini.Â
Harapan demi harapan timbul dari benak para guru dan semua hadirin di tempat ini bahwa tingkat kemampuan berliterasi masyarakat Jambi akan terwujud.Â
Seremonial dan pemberian anugerah telah dilaksanakan, itu artinya segera ke acara puncak yaitu pemaparan materi kegiatan oleh pembicara utama, Dik Doank.
Beliau membuka dengan cara yang sangat menarik, beberapa peserta guru perempuan sontak berhenti mengipas-ngipas diri karena cuaca di pendopo itu yang cukup panas.Â
Maklum, sinar matahari pagi ternyata muncul dari sisi kiri pendopo yang terbuka itu. Dik Doank juga meminta seluruh yang hadir tidak pegang handphone atau gawai lainnya. "Fokus, bukankah bapak dan ibu guru semua datang ke sini karena niat untuk mengembangkan diri dan mendengarkan saya?" ujarnya tegas. Syukurlah, semua peserta dengan tertib, antusias dan heboh juga karena kata-kata yang lucu namun tetap menggugah hati. Hampir dua jam Dik Doank memaparkan semua persepsinya mengenai sosok guru. Baginya guru itu haruslah ikhlas dalam segala hal. Guru harus rela berbagi apa saja untuk siswanya. Guru bukanlah seorang pedagang yang harus pandai menghitung uang, maka jika ingin kaya jangan menjadi guru.Â
Lalu, literasi apa yang saya dan peserta lainnya dapatkan dari kegiatan ini? Banyak sekali, sampai tak bisa saya paparkan di sini satu persatu. Yang pasti, saya mendapatkan sesuatu yang berbeda dan menyentuh dasar kalbu, bukan hanya teknik tulis-menulis tetapi lebih dari itu bahwa seorang guru haruslah memiliki niat yang suci dalam mendampingi dan mengarahkan siswa-siswanya serta selalu ikhlas.Â
Kami lebih banyak menerima siraman rohani dari seorang Dik Doank, hingga kelak kami bisa berkembang dan menjadi guru dengan jiwa literat.Â
Meskipun harapan saya sebelumnya bahwa pada kegiatan wisata literasi itu saya dapat berbagi ilmu kepenulisan, tetapi yang saya dapatkan justru lebih dari itu. Ketenangan jiwa seorang pendidik adalah niat dan keikhlasan.
Apalagi saya sempat meneteskan air mata saat Dik Doank menyampaikan sesuatu yang nyatanya terjadi pada diri saya. "Seorang guru yang baik berjuang demi siswanya, sementara anaknya sendiri hampir tidak dapat ia dampingi, karena ia yakin bahwa Allah SWT akan mengirimkan orang baik (guru) untuk mendidik anaknya di luar sana."
Akhirnya kegiatan Wisata Literasi Nasional Provinsi Jambi ini terpaksa usai tepat tengah hari. Dik Doank harus kembali ke Jakarta untuk keperluan dan kegiatan lainnya.Â
Sungguh, walaupun singkat kegiatan ini benar-benar membawa saya pribadi berwisata jauh sampai ke atap langit karena siraman rohani dari seorang Dik Doank. Salam literasi dan semangat guru Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H