Lalu, apakah dengan membeli like untuk memilih pemenang kategori pilihan publik/netizen merupakan cara terbaik menjual brand diri? Barangkali untuk yang bagian ini, biarkan saja publik yang memilih tanpa paksaan. Publik akan menilai dengan melihat, sama seperti salah satu unsur dari kekuatan sebuah merek.
Cara lain membangun personal branding sejak dini adalah dengan memberi kebebasan bagi anak untuk memilih apa yang ingin dilakukannya. Biarkan ia merasakan sendiri ha-hal yang akan menggiringnya kepada sebuah kepercayaan diri. Tentu saja para orang tua, pendidik atau pendamping tetap harus mendampingi dan mengarahkan. Dengan arti kata lain, jangan memaksa anak untuk tampil dengan mengenakan kostum atau make up yang tak sesuai hanya karena untuk tampil beda dari yang lain.
Poin yang paling penting adalah menyiapkan anak sebagai peserta lomba yang benar-benar memiliki akhlak ,perilaku yang sesuai,kemampuan berwawasan dan keterampilan untuk siap menjadi brand ambassador dengan menunjukkan personal branding yang berkarakter pancasila.Â
Mari kita buktikan bahwa ajang pemilihan duta wisata bukan sekadar ajang/kontes kecantikan atau kelebihan tampilan semata. Jadikan personal branding sebagai citra diri dengan kepribadian yang terpuji dan kelak akan membawa nama destinasi wisata itu menjadi terkenal di mata dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H