Dongeng yang kami bawakan mengenai cerita rakyat Jambi. Putri Tangguk judulnya. Mengisahkan seorang wanita yang memiliki sawah seluas tangguk namun dapat menghasilkan padi yang berlimpah.Â
Sayangnya dia tak mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan. Membuang padi di jalanan yang akan dilaluinya sepulang dari memanen hanya karena jalanan licin akibat tersiram air hujan semalam.
Asyiknya dongeng ini kami bawakan berdua, seperti duet dalam menyanyi dan dapat mengurangi rasa grogi dibandingkan tampil solo. Jadilah kami "Duo Tangguk" . Duo dalam bahasa Jambi berarti dua.
Supaya lebih menarik dan sedikit berbeda, dongeng ini kami bawakan dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah Jambi. Awalnya rekanku agak kesulitan mengucapkan kata-kata dalam bahasa daerah Jambi, apalagi dengan dialek yang mendayu-dayu dengan nada yang tinggi. Maklum, rekan duetku ini berasal dari daerah Lampung dan berdarah Jawa.Â
Jelas sekali, dia selalu tertawa kegelian ketika mengucapkan beberapa dialog. Latihan kami sempat tertunda karena tertawa. Saling menertawai akting dan pengucapan. Apalagi kalau ada bagian yang salah.
Tak sampai di situ, kami tak hanya menampilkan kisah utama saja, tapi ada selipan-selipan dialog dalam guyonan . Seperti melawak ala masyarakat daerah Jambi. Susah memang untuk tidak tertawa.Â
Lucu-lucuan yang kami buat harus kami tampilkan dengan serius yang artinya kami tak boleh tertawa . Kami  seperti orang-orang yang konyol. Ini yang harus kami latih.Â
Jangan tertawa alias tahan tawa. Jelas sulit bagi kami, karena kami bukan pelawak ataupun pemain peran. Tapi kami harus menampilkan yang terbaik dan juga kami sebagai guru seharusnya bisa memainkan peran  terutama dalam menyampaikan pelajaran di sekolah saat tatap muka agar tidak bosan.
Sungguh berkesan acara Aksi Peduli Bencana Alam yang kami tayangkan secara langsung melalui kanal youtube sekolah kami, SD Xaverius 2 Jambi.Â
Kami semua senang dan bangga. Sukses mewarnai akhir acara ini yang bertujuan untuk menggalang dana bagi saudara-saudara kami yang terkena bencana gempa bumi di Sulawesi, banjir di Kalimantan Barat, dan tanah longsor di Jawa Barat.Â
Kami juga mengajak seluruh peserta didik kami dan orangtua untuk berpartisipasi dalam acara ini. Syukurlah,tayangan kami direspon dengan baik. Walaupun ada kesalahan dan hambatan tapi ini sudah menjadi suatu permulaan yang sangat baik bagi kami.Â