Parijoto adalah jenis tanaman herbal yang tumbuh pada ketinggian 1100 -- 1500 meter di atas permukaan laut di lereng Pegunungan Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.Â
Tanaman Parijoto di Jawa sebenarnya ada 10 jenis Parijoto namun hanya dua jenis Parijoto yang ditanam oleh warga di sekitar kawasan Gunung Muria yaitu Medinilla javanensis dan Medinilla speciosa (Hanum et al., 2017).Â
Buah Parijoto termasuk buah buni, bulat, bagian ujung berbenjol bekas pelekatan kelopak, diameter 5-8 mm dan berwana merah keunguan (Kunarto & Iswoyo, 2020).Â
Warna merah keunguan menunjukkan bahwa buah Parijoto mengandung antosianin, yaitu pigmen yang larut dalam air pada tumbuhan dan ditemukan pada sebagian besar buah, kelopak dan daun (Sa'adah et al., 2017).
Sains Masyarakat
1. Parijoto mulai di tanam sejak tahun 1998 oleh sembilan petani dengan luas lahan sekitar 3 hektar di ketinggian 1100 mdpl pegunungan Muria. Buah parijoto ini mempunyai ukuran bulat kecil-kecil yang menggerombol di setiap tangkainya.Â
Sebelum berbuah, awalnya parijoto akan muncul trubus pendek berwarna hijau ketika berumur sekitar 1 bulan, setelah itu akan berubah warna menjadi putih agak merah muda.
Ketika warna merah mudanya lebih dominan dari putih maka bunganya akan mulai mekar, barulah ketika parijoto berubah warna menjadi merah gelap siap di panen.
2. Buah parijoto yang sudah masak berwarna merah keunguan, dan ketika diolah menjadi teh, warna seduhan tehnya menjadi merah muda karena ada penambahan air.Â
Sedangkan pada sirup menjadi warna oren karena ada penambahan gula. Jadi gula itu kan dari tebu, jika antara kuning dan merah dicampurkan maka warnanya akan menjadi oren.
3. Buah parijoto memiliki rasa sepet (asam seger) dan biasanya masyarakat mengkonsumsinya sebagai campuran rujak atau ekstrak buahnya digunakan untuk berkumur.
4. Parijotho diyakini bagus untuk ibu hamil atau yang lama belum mempunyai keturunan, dengan mengkonsumsi parijotho berharap yang hamil itu anaknya sempurna, ganteng dan cantik. Ganteng dan cantik disini tidak hanya secara fisik tetapi juga sifat dan sikapnya. Atau yang lama belum mempunyai keturunan, berharap akan segera dikaruniai keturunan.
5. Proses pembuatan teh parijoto dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari selama 7 hari jika benar-benar panas.
6. Proses pembuatan sirup parijoto dengan cara menggiling dan mengambil sari buah parijoto dan ditambahkan gula.
Sains Ilmiah
1. Parijoto merupakan tanaman perdu dengan tinggi 1-2 m, batang bulat, kulit dengan lapisan gabus jika tua, daun tunggal, bersilang berhadapan dengan tulang daun melengkung, bunga majemuk, berwarna merah keunguan, biji bulat banyak, dan akarnya serabut. Klasifikasi tanaman parijoto (Wachidah, 2013) adalah sebagai berikut :
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
- Sub Kelas: Rosidae
- Ordo: Myrtales
- Famili: Melastomataceae
- Genus: Medinilla
- Spesies: Medinilla javanensis
2. Parijoto ternyata buahnya mengandung antioksidan dan betakaroten dalam kadar tinggi. Parijoto mengandung pigmen antosianin berwarna merah.Â
Antosianin dapat digunakan sebagai pewarna makanan alami dengan cara mengekstrak menggunakan pelarut asam.Â
Antosianin memenuhi persyaratan sebagai pewarna bahan karena tidak menimbulkan kerusakan pada bahan makanan maupun kemasannya serta bukan merupakan zat beracun bagi tubuh.Â
Disamping sebagai pewarna, antosianin juga bersifat antioksidan karena termasuk golongan flavonoid yang efektif untuk inaktivasi radikal bebas dan peroksil.
3. Buah parijoto memiliki kandungan vitamin C yang tinggi sehingga berkhasiat untuk mencegah sariawan.Â
Selain itu juga menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Karena kandungan antioksidan di dalamnya yang dapat membantu mencegah tubuh tidak mudah terserang penyakit.
4. Buah parijoto punya banyak khasiat, salah satunya dipercaya bisa mengatasi masalah susah hamil. Parijoto dapat digunakan sebagai obat alternatif karena buah dan daun mengandung saponin, kardenolin, flavonoid dan tannin.Â
Flavonoid juga memiliki manfaat antara lain untuk menghambat penyebaran tumor, menghambat pertumbuhan sel kanker, serta menghambat aktivitas enzim yang merupakan pemicu terjadinya peradangan dan penyakit pada sistem imun.Â
Saponin mampu mengurangi resiko kanker, kolesterol, menambah kekebalan tubuh oleh parasit, dan mengurangi kekeroposan tubuh.
5. Sun drying atau pengeringan tradisional adalah pengeringan dengan cara menjemur menggunakan panas dari matahari dengan alokasi watu 7 -- 9 hari.Â
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kandungan air bahan sampai batas tertentu sehingga aman disimpan sampai pemanfaatan yang lebih lanjut.
6. Ekstraksi - filtrasi dilakukan pada proses pembuatan sirup parijoto. Ekstraksi -- filtrasi dilakukan dengan menambahkan pelarut air dengan pemanasan pada suhu tertentu lalu dilakukan penyaringan untuk mendapatkan ekstrak buah parijotonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H