Vlog atau Video-Blogging, adalah suatu karya atau konten berupa rekaman video yang dibagikan melalui media sosial. Konten yang dibagikan bisa bermacam-macam bentuknya, bisa berupa kegiatan sehari-hari atau tutorial tertentu. Apalagi setelah berkembangnya platform-platform media sosial yang memfasilitasi saat ini, semua orang tak pandang usia dari balita sampai lanjut usia seakan berlomba-lomba membuat Vlog untuk dibagikan ke media sosial seperti instagram, TikTok, dan juga YouTube.
Dilihat dari segi positifnya, akhirnya banyak kreator-kreator berbakat yang lahir dari media sosial hingga Vlog bisa dijadikan sebagai ladang dalam mencari rezeki. Sebutan untuk orang yang suka membuat konten Vlog adalah Vlogger, contohnya jika Vlog nya berisi tentang kecantikan maka disebut Beauty Vlogger, dan sebagainya. Berbicara tentang mencari rezeki, bahkan saat ini sedang marak konten “mengemis” di media sosial. Segi negatifnya, saat ini banyak pula oknum yang menyalahgunakan media sosial, seperti membuat konten mandi lumpur dengan talent orang-orang tua agar merasa dikasihani sehingga mendorong viewers untuk memberikan gift atau hadiah.
Vlog yang seperti ini seharusnya tidak layak untuk ditayangkan, bukannya malah diviralkan. Padahal kita mengetahui bahwa pengguna media sosial tidak hanya orang dewasa yang sudah mampu mengelola informasi yang masuk dengan bijak, tetapi ada pula anak di bawah umur yang belum mampu memfilter informasi. Oleh sebab itulah, mari kita bersama-sama untuk membuat konten yang positif sehingga bisa menekan konten-konten yang negatif agar tidak muncul dipermukaan.
Salah satu caranya adalah melalui Pendidikan. Dengan Vlog dimasukkan ke dalam Pendidikan di sekolah maka sudah pasti siswa lebih tertarik dalam belajar. Karena siswa tersugesti bahwa Vlog saat ini tengah menjadi tren. Guru bisa mengembangkan Vlog menjadi media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Lalu, bagaimana caranya untuk mengembangkan media pembelajaran Vlog?
Langkah pertama, guru harus melakukan perencanaan terlebih dahulu. Bisa dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan, memilih materi yang akan disajikan dalam bentuk Vlog, dan tidak lupa untuk menyusun script atau naskahnya. Setelah perencanaan tersusun, selanjutnya tahap merekam sesuai dengan script yang telah disusun. Pada tahap ini, agar pembelajaran kontekstual terpenuhi, guru bisa menyajikan rekaman terkait dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar yang memang sering dialami oleh siswa. Selanjutnya adalah tahap editing, rekaman video yang telah diambil dilakukan editing untuk membuat satu kesatuan video yang siap untuk dipublikasikan. Setelah selesai proses editing, akhirnya video siap untuk diposting di media sosial dan diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah.
Bayangkan, jika konten edukasi lebih banyak tayang di media sosial maka konten-konten negatif akan dengan sendirinya tenggelam. Jadi, mari bersama-sama untuk membuat konten yang edukasi sehingga tercipta komunitas media sosial yang positif demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H