Mohon tunggu...
Indah ayu Putri purnama
Indah ayu Putri purnama Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Efisien dari Telkom University Surabaya: Mesin Hybrid Tenaga Surya untuk Produksi Pakan Ternak Mandiri yang Lebih Hemat Biaya

26 November 2024   20:35 Diperbarui: 26 November 2024   21:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teknologi, dalam geliatnya yang tak pernah henti, merangsek ke setiap sendi kehidupan, menawarkan solusi bagi tantangan yang mengadang. Di sebuah sudut Surabaya, Telkom University berdiri dengan gagah, menjadi saksi bagaimana limbah hidroponik---yang dulu hanya dianggap sampah tanpa arti---bertransformasi menjadi sesuatu yang bermanfaat, yakni pakan ikan bernutrisi tinggi. Dalam kesahajaan proyek ini, ada semangat untuk menyatukan inovasi, keberlanjutan, dan peluang usaha, sebuah upaya yang tak hanya menyentuh angka ekonomi, tetapi juga hati para pelaku usaha kecil dan masyarakat sekitar.

Dikutip dari Telkom University, program pengabdian masyarakat yang digagas oleh Program Studi Sistem Informasi Telkom University Surabaya ini memiliki nama yang panjang, seperti mimpi besar yang ia emban: "Pemanfaatan Limbah Hidroponik untuk Produksi Pakan Ternak Menggunakan Teknologi Tepat Guna Mesin Hybrid & Digital Marketing di Surabaya." Bersama dua mitra utama, CV. Netafarm Indolestari yang bergerak di bidang pertanian dan Koperasi Hita Loka Tara, mereka memulai perjalanan ini dengan keyakinan bahwa setiap limbah memiliki potensi tersembunyi, dan setiap inovasi memiliki kesempatan untuk mengubah dunia.

Adalah Ully Asfari, M.Kom., sang ketua pelaksana, yang dengan penuh dedikasi mengawal proyek ini. Bersama dua dosen lainnya, Aris Kusumawati, M.Kom., dan Dimas Adiputra, Ph.D., mereka tidak hanya memberikan arahan teknis, tetapi juga menyalakan bara semangat di hati para mahasiswa yang terlibat. Nama-nama seperti Aditya Meilano Fatahillah, Muhammad Faqih Al As Ad, dan Ryan Firmansyah dari Sistem Informasi hingga Wahyu Bhaskara Jati dan Muhammad Sevaldy Manan Utama dari Teknik Elektro, hanyalah sebagian dari deretan pemuda-pemudi yang berkontribusi dalam proyek ini.

Di balik setiap pelet ikan yang tercipta, ada cerita tentang limbah daun hidroponik yang dicampur tepung ikan dan dedak, lalu diolah melalui mesin hybrid. Mesin ini bukan sekadar perangkat mekanis; ia adalah simbol bagaimana teknologi bisa berpadu dengan keberlanjutan. Menggunakan tenaga surya sebagai sumber energi, mesin ini memproduksi pelet yang tidak hanya bernutrisi, tetapi juga ramah lingkungan.

"Dengan mesin hybrid ini, kami tidak hanya membantu petani untuk memanfaatkan limbah, tetapi juga memberikan mereka solusi yang efisien dan berkelanjutan," ujar Ully Asfari, dalam senyum yang mengandung harapan. Namun, inovasi teknologi saja tidak cukup. Digital marketing menjadi senjata lain yang digunakan untuk menembus batasan geografis dan menjangkau pasar yang lebih luas. Dari website hingga media sosial, setiap klik adalah upaya untuk menghubungkan para peternak ikan dengan produk berkualitas tinggi ini.

Bagi para mahasiswa, program ini adalah lebih dari sekadar tugas pengabdian masyarakat. Ini adalah ruang nyata di mana mereka dapat menguji ilmu yang telah dipelajari di kelas, menajamkan kemampuan pemecahan masalah, dan menemukan makna kerja sama. "Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi, tetapi juga berkah bagi masyarakat. Ini adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri sekaligus berkontribusi bagi sesama," tambah Ully.

Kisah ini, sejatinya, adalah refleksi dari komitmen Telkom University Surabaya untuk menjadi bagian dari masyarakat, bukan sekadar institusi pendidikan yang berdiri di menara gading. Kolaborasi dengan CV. Netafarm Indolestari dan Koperasi Hita Loka Tara ini bukanlah akhir, melainkan awal dari serangkaian upaya untuk menunjukkan bahwa teknologi, bila dikelola dengan hati, dapat menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih baik. Di sinilah, inovasi bertemu empati, menciptakan harmoni yang menginspirasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun