Mohon tunggu...
indah ayu purboningrum
indah ayu purboningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Hobi : Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-hari

13 Maret 2023   22:44 Diperbarui: 13 Maret 2023   22:50 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peristiwa pragmatik

Pragmatik merupakan suatu kajian ilmu bahasa yang mengkaji hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakaian berbagai bentuk tersebut. Pragmatik sering kali dipandang sebagai sebuah ilmu yang memahami makna yang disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh mitra tutur. Maka dari itu, kajian ilmu bahasa ini lebih condong kepada analisis apa yang dimaksudkan orang dengan berbagai tuturannya.berkaitan dengan hakikat dari ilmu pragmatik, Pragmatik juga berhubungan dengan ilmu semantik. Pragmatik mengkaji makna-makna sosial, budaya atau fenomena-fenomena makro linguistik (multiple language). Fenomena makro linguistik ini meliputi bidang interdisipliner dan juga bidang linguistik terapan seperti cara berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari. Pragmatik ini dapat dikatakan sebagai sebuah strategi komunikasi yang  selalu berkaitan erat dengan penutur dan lawan tutur. Nada komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi oleh penutur sangat berpengaruh pada penerimaan makna dari mitra tutur. 

Pragmatik memiliki peran untuk menghadapi berbagai aspek situasi tutur yang ada seperti siapa penutur dan lawan tutur, apa tujuan tuturan yang disampaikan, ketepatan konteks kalimat yang digunakan, sarana tuturan yang dipakai, dan juga bagaimana cara memahami prinsip Kerjasama yang terjalin antara penutur dan lawan tutur yang memiliki latar belakang yang sama. Sebagai contoh kecil, ilmu pragmatik ini digunakan dalam menjalin komunikasi dengan penutur dan lawan tutur yang memiliki perbedaan baik itu usia, jabatan, ataupun kelas sosial yang ada. Misalnya, ketika ada percakapan penjual sate dengan pembeli, penutur perlu memperhatikan tuturan yang diucapkan agar dapat dengan mudah diartikan oleh lawan tutur sehingga komunikasi berjalan dengan baik. Maksud dan tujuan yang disampaikan penutur dan bagaimana pentur memahami tuturan yang diucapkan ini dipelajari dalam implikatur dan praanggapan.

Perlu diingat bahwasannya pragmatik ini merupakan ilmu interdisipliner linguistik pada bidang fungsional. Maka dari itu, penting kiranya untuk memahami bagaimana implikasi tuturan yang diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Implikatur dapat menunjukkan bahwa penutur menyampaikan tujuan dan maksud tuturannya secara tersembunyi atau tidak langsung. Implikatur tersebut kemudian akan ditangkap dan diartikan oleh lawan tutur atau bisa disebut dengan praanggapan. Singkatnya, seorang lawan tutur akan memperanggapkan implikatur dari konteks tuturan seorang penutur. Peristiwa pragmatik dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat di berbagai keadaan. Misalnya ketika kita sedang menikmati satu gelas es teh di cuaca yang sangat panas dan terik, rekan kita menghampiri dan mengatakan bahwa es teh tersebut sangat segar. Kalimat "es teh tersebut sangat segar" bisa saja memiliki maksud atau tujuan bahwa ia juga ingin menikmati es teh. Kalimat yang diucapkan tersebut masuk ke dalam implikatur tak langsung yang menunjukkan bahwa penutur secara tidak langsung menyampaikan maksud dan tujuan yang diinginkan. Sedangkan lawan tutur yang memahami bahwa penutur ingin merasakan es teh disebut sebagi praanggapan yang ditangkap oleh lawan tutur. 

Implikatur dan juga praanggapan ini juga dilihat dari segi teks, koteks, dan juga konteks kalimat. Tak hanya kalimat yang diucapkan langsung oleh penutur saja, kalimat yang tertulis juga merupakan bagian dari kajian pragmatik.  Sebuah teks akan dilihat dari segi tekstualnya, koteksnya, dan juga konteksnya. Konteks dalam teks ini akan ditangkap dan di pranggapkan oleh pembaca. Melalui ilmu pragmatik ini, dapat dilihat bahwa semakin tidak langsung tuturan dari seorang penutur, maka semakin kuat daya perlokusi tuturan tersebut untuk mengandung sebuah implikatur. Sedangkan, ketika lawan tutur banyak memahami konteks tuturan, maka akan semakin dekat dengan maksud tuturan.

Sumber gambar : http://ilkom.unida.gontor.ac.id/bagaimana-cara-komunikasi-yang-baik/

Penulis :

Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Indah Ayu Purboningrum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun