Mohon tunggu...
Indah Arie
Indah Arie Mohon Tunggu... -

mahasiswa pendidikan sosiologi, FKIP, UNRAM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar Sosiologi Laksana Minum Bodrex

28 Maret 2015   06:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pengajaran matapelajaran sosiologi di sekolah lanjutan tingkat atas atas seperti SMA dan MA cenderung kurang menarik. Hal ini disebabkan oleh penguasaan guru terhadap materi pelajaran sosiologi tidak maksimal. Kurangnya penguasaan materi pelajaran sosiologi oleh guru merupakan akibat dari latar belakang pendidikan guru mata pelajaran sosiologi di SMA atau MA tidak sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Guru-guru mata pelajaran di SMA atau MA terutama di pulau Lombok berlatar belakang guru PPKn, hukum, bahkan di beberapa MA swasta mata pelajaran sosiologi dipegang oleh guru yang belatar belakang guru agama islam.

Uniknya lagi guru-guru yang berlatar belakang pendidikan PPKn, hukum, diberikan predikat atau bersertifikat guru mata pelajaran sosiologi. Guru-guru mata pelajaran terseut mengajar di depan kelas tanpa penguasaan materi yang baik, sehingga peserta didik merasa bingung, tidak memahami dan sulit untuk mengerti apa yang dijelaskan oleh guru. Terlebih-lebih guru mata pelajaran sosiologi yyang diampu oleh guru agama yang hanya menyampaikan materi yang berkaitan dengan agama atau bia dikatakan berceramah. Bukan berarti apa yang dilakukan oleh guru itu salah tapi guru harus menyesuaikan dengan konteks dan kondisi yang ada.

Kalau bisa saya berikan analogi, siswa yang belajar mata pelajaran sosiologi laksana siswa sakit yang kesulitan minum obat. Siswa belajar sosiologi dengan harapan menguasai materi pelajaran sosiologi dengan baik akan tetapi karena gurunya tidak menguasai materi pelajaran sehingga siswa pun mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Begitu halnya dengan siswa yang sakit. Mereka ingin sembuh. Akan tetapi obatnya terlalu pahit contohnya BODREX sehingga tidak dapat diminumnya, penyakitnya pun tidak sembuh-sembuh.

Dampak yang kita temukan saat ini tentang maslah guru sosiologi yang tidak memahami materi adalah kita bisa melihat hasil dari ujian nasional, banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah di dalam mata pelajaran sosiologi, hal ini karena kurangnya oengetahuan dan kurangnya penguasaan guru tehadap materi yang disampaikan.

Kita sebagai siswa hanya bisa diam saja tanpa bisa mengeluarkan pendapat bagaiman menghadapi guru yang seperti itu, karena kita sebagai siswa takut dengan seorang guru, kita hanya bisa menerima saja apa yang disampaikan guru tersebut, karena kita juga tidak tahu dan tujuan kita untuk belajar dan mengetahui apa yang belum kita ketahui.

Oleh sebab itu solusi untuk memecahkan masalah seperti yang disebutkan tadi adalah guru terlebih dahulu harus belajar menegenai materi belajar yang akan disampaikan kepada siswa. Dan apabila masih ada materi yang belum dimenegerti guru bisa memanfaatkan internet untuk browsing di internet mengenai materi yang belum dimengerti tersebut.

Selain itu pemerintah juga berpartisipasi aktif dalam membantu dalam memecahkan masalah seperti ini , misalnya meskipun di NTB ini belum ada guru atau jumlah guru yang berlatar belakang pendidikan sosiologi terbatas pemerintah hendaknya memberikan pelatihan-pelatihan menegenai materi-materi pelajaran sosiologi yang dipandu oleh pelatih dari ahli sosiologi atau dosen yang belatar belakang sosiologi.

Dan yang terakhir adalah tidak hanya pemerintah dan guru saja yang bertanggung jawab atas masalah ini siswa pun harus ikut serta dalam memecahkan masalh seperti ini, kita sebgai siswa juga harus membaca atau memahami terlebih dahulu materi apa yang akan disampaikan oleh guru pada saat proses pembelajaran besok , dan apabila ada yg belum dimengeti maka tugas siswa adalah menanyakannya kepada guru tersebut, kita sebagai siswa tidak hanya diam saja.

Dengan itu kemungkinan besar masalah diatas akan terpecahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun