Mohon tunggu...
indah saptorini
indah saptorini Mohon Tunggu... -

seorang ibu, alumni FH Undip, bekerja untuk sebuah serikat buruh di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nasib Ibu Hamil di Sarana Transportasi Publik Kita (Menyedihkan!!!)

7 Desember 2009   07:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:02 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_34697" align="aligncenter" width="500" caption="di jepang, fasilitas publik untuk orang tua, ibu hamil dan cacat sangat diperhatikan. di bandara narita, tersedia kursi khusus yang diletakkan di urutan terdepan (iskandarjet)"][/caption] ini barangkali kejadian yang bukan hanya saya saja yang mengalaminya, ini soal nasib ibu hamil kita dalam sarana transportasi publik, macam angkot, bis umum dan kereta api. Saya kebetulan sedang hamil 7 bulan dan sudah hampir 4 bulan belakangan ini pengguna transportasi kereta api menuju tangerang. sebagai 'new comer' pengguna kereta api, sore itu saya tergesa-gesa mengejar kereta api cisadane express pukul 6 di stasiun tanahabang. tiba saatnya kereta datang, upss penuh ternyata, saya tetap naik, bukan apa-apa, meskipun penuh, saya tetap naik karena kereta berjalan cepat, hanya butuh 45 menit dari tanahabang menuju rumah, singkat dan cepat. tiba didalam gerbong, suasana ramai oleh hiruk pikuk pekerja kantoran yang saling bergerombol, tak ada tempat yang tersisa, saya mengambil tempat di pojok, dekat pintu. jujur, saya sebenarnya bukan tipe orang yang -karena kemudian saya hamil,lalu orang harus memberikan tempat duduk pada saya-meskipun kadang ingin juga dikasih tempat duduk. saat saya berdiri di tiang antara pintu, 2 orang ibu muda yang duduk memperhatikan saya, dan terdengar oleh saya, bahwa mereka membicarakan bahwa saya benar-benar hamil, tapi dua ibu tadi tak memberikan tempat duduknya pada saya, 10 menit berlalu, diantara segerombolan pria dan wanita yang bergerombol, ada yang memanggil...mba..mba.., saya kemudian menoleh, ternyata laki-laki dalam kelompok itu yang tadinya duduk, memberikan tempat duduknya pada saya, saya sempat ragu, tapi ini kesempatan bagus bukan, akhirnya saya duduk diantara mereka. senangnyaaa, tapi apa yang terjadi, setelah saya duduk, ada celetukan yang nadanya koq lama-lama saya pikir mereka ngga "ikhlas" kasih tempat duduk pada saya yang sedang hamil. diantara mereka saling bercanda mengatakan, "makanya kalo ada orang hamil, kasih tempat duduk dunk loe", yang lain menimpali, " makanya kalo hamil jangan naik kereta" dasssh...kejam sekali ya.... sekali waktu dalam kereta yang sama, saya sama sekali tak mendapat kesempatan duduk karena, orang-orang yang duduk pada pura-pura tidur semua,ha..ha...belakangan saya kemudian mengambil sikap untuk tidak lagi naik kereta di jam itu, saya memilih naik kereta di jam yang lebih malam, yaitu pukul 8 malam, sudah sepi dan pasti saya dapat tempat duduk. yah beginilah kondisi angkutan massal kita, suatu ketika, saya punya kesempatan untuk berkunjung ke singapura,dan naik kereta disana, saya perhatikan ditiap gerbongnya, ada kursi yang hanya ditujukan bagi ibu hamil, orang cacat, lansia, kata kawan yang tinggal disana, orang-orang diluar kategori tersebut dilarang keras duduk disitu, apalagi sampai membiarkan ibu hamil berdiri sementara dia duduk disitu, bisa kena denda katanya. bandingkan dengan pengalaman saya di kereta tadi, jauh ya.... nasib di bis tidak kalah serunya...kalo mungkin ada yang iseng mengadakan survey mengenai seberapa besar kepedulian penumpang bis untuk memberikan tempat duduknya pada ibu hamil, mungkin hasilnya sangat kecil ya, kebanyakan teman-teman saya yang pernah jadi ibu hamil selalu mengalami hal yang sama, tidak ada yang rela memberikan tempat duduknya, dan hasilnya kami berdiri sepanjang jalan kenangan....menyedihkan. saya kadang merenung, apakah memang masyarakat kita belum tahu tentang etika tersebut, atau memang sebenarnya sudah tahu tapi memang enggan. atau memang ini pekerjaan rumah untuk penyedia jasa transportasi publik dan pemerintah untuk serius memikirkan sarana transportasi yang nyaman bagi setiap orang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun