Mohon tunggu...
Amina Indah Rudiana
Amina Indah Rudiana Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film Universitas Jember

Memiliki hobi menyanyi dan suka membuat konten video.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ekonomi Kreatif Pariwisata Kawah Ijen di Era 4.0

15 November 2024   17:33 Diperbarui: 18 November 2024   09:13 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawah Ijen (Sumber: https://pin.it/3I8G0n5kO)

Tari kreatif Indonesia berkembang pesat selama lima tahun terakhir. Situasi  ini dibuktikan dengan Laporan BEKRAF  (2019), dimana perusahaan berbeda yang terkait dengan industri ekonomi kreatif  Indonesia  menyerap 19,01 juta  tenaga kerja pada tahun 2019. Dapat dikatakan melakukan ekspor cukup tinggi. Nilainya $21,5 miliar. Pertumbuhan ini mendorong aktor politik, khususnya pemerintah Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas mereka pada tahun 2020 melalui integrasi teknologi informasi dan sistem komunikasi (TIK) dan kegiatan ekonomi terkait (Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2019) Perkembangan industri kreatif sangat penting di Indonesia. Ini adalah industri di mana ekonomi kreatif memiliki fleksibilitas untuk diterapkan pada berbagai kegiatan ekonomi informal, dan menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan lokal melalui peningkatan potensi pembangunan. Hal ini karena suatu alasan Memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mentransformasi kegiatan ekonomi secara lebih kreatif.

Salah satu klaster pariwisata yang mempunyai daya saing tinggi di Indonesia adalah Klaster Penunjang Selingkar Ijen (Kawah Ijen) yang berada di Kabupaten Banyuwangi (Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, 2016). Cluster Kawah Ijen dipilih karena memiliki destinasi wisata internasional dan juga masuk dalam 10 besar destinasi wisata prioritas di Indonesia yaitu Taman WisataAlam Kawa Ijen (Kawah Ijen) (Agmasati, 2019; Wakil Direktur). (Destinasi dan Pengembangan Industri Pariwisata, 2016). Apalagi kegiatan pariwisata dan perekonomian di kawasan Kawah Ijen memberikan multiplier effect positif langsung terhadap sektor terkait. Misalnya Bidang Informasi dan Komunikasi, Bidang Perhubungan, Pergudangan, Jasa Penunjang Angkutan, Kabupaten Banyuwangi Pos dan Kurir (Aji, Pramono & Rahmi, 2018)

Kawah Ijen (Sumber: https://pin.it/3fBB9L94D)
Kawah Ijen (Sumber: https://pin.it/3fBB9L94D)

Terletak di perbatasan Provinsi Banyuwangi dan Bondowoso di Provinsi Jawa Timur, Kawah Ijen menjadi destinasi wisata yang semakin terkenal dengan fenomena alamnya, terutama api biru langka dan danau kawah asam terbesar di dunia. Pada tahun 2023, kawasan tersebut akan diakui sebagai Global Geopark UNESCO, yang akan memberikan dampak besar terhadap ekonomi kreatif setempat. Keputusan ini mendorong integrasi perlindungan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat serta pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat. Sejak tahun 2016 telah dilakukan kegiatan pengembangan daya saing klaster pariwisata berbasis ekonomi kreatif industri di Kabupaten Banyuwangi. Sayangnya, kegiatan tersebut tidak sejalan dengan penerapan dan penggunaan teknologi era industri 4.0 Pemanfaatan teknologi di Klaster Pariwisata Kabupaten Banyuwangi baru diterapkan pada tahun 2019 (Budi, 2020). Integrasi teknologi informasi dan komunikasi dengan kegiatan pariwisata dan industri kreatif di klaster wisata Kawah Ijen akan membawa manfaat positif bagi kegiatan pariwisata dan industri kreatif terkait. integrasi teknologi dengan klaster wisata dan industri kreatif akan mempermudah masyarakat mendapatkan informasi terkait destinasi dan aktivitas pariwisata yang dituju secara online serta mendorong terjadinya kontak langsung secara digital antara pengelolah destinasi pariwisata dengan calon wisatawan (OECD, 2014; Santoso, Handayani, & Ningsih, 2015).

Industri kreatif di Kawah Ijen memanfaatkan potensi lokal untuk menciptakan nilai tambah. Salah satu wujudnya adalah pengembangan desa wisata seperti desa Kalyanyar yang menawarkan pengalaman wisata budaya dan ekowisata. Desa-desa ini tidak hanya menawarkan akomodasi homestay, tetapi juga memproduksi kerajinan khas dengan menggunakan bahan baku lokal seperti anyaman bambu dan belerang. Apalagi kopi khas Ijen yang memiliki cita rasa unik akibat lingkungan vulkanik menjadi salah satu bahan baku utama yang mampu menembus pasar dalam dan luar negeri. Pariwisata berbasis Geopark Kawah Ijen juga mendukung pelestarian seni dan budaya lokal melalui festival dan pertunjukan tradisional. Misalnya saja yang menjadi daya tarik wisatawan adalah penampilan musik tradisional Osin dan tarian daerah. Di kawasan ini, seni dan budaya tidak hanya sekedar sarana hiburan, namun juga sarana edukasi yang mengenalkan pengunjung pada kekayaan tradisional masyarakat setempat.

Ada pula harapan dengan melibatkan generasi muda dalam kegiatan berkesenian, kelestarian budaya dapat tetap terjaga. Keberhasilan Kawah Ijen sebagai destinasi industri kreatif tidak terlepas dari kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan swasta. Misalnya, pemerintah Jawa Timur mempromosikan inisiatif pembangunan berkelanjutan melalui Forum Geopark Jawa Timur dan memberikan pelatihan pengelolaan pariwisata dan keterampilan kerajinan kepada masyarakat lokal. Di sisi lain, keterlibatan pihak swasta memberikan kontribusi terhadap pemasaran produk lokal dan pengelolaan fasilitas wisata yang lebih professional. Namun demikian, tantangan masih tetap ada, seperti dampak pariwisata terhadap lingkungan.

Meningkatnya jumlah wisatawan dapat meningkatkan risiko kerusakan lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pendekatan berbasis konservasi seperti pengelolaan sampah dan perlindungan ekosistem sekitar menjadi prioritas. Upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal juga penting agar masyarakat lokal tidak hanya menjadi objek pengembangan ekonomi kreatif tetapi juga menjadi pelaku aktif. Dengan potensi yang besar dan strategi pengelolaan yang tepat, Kawah Ijen dapat menjadi model pengembangan ekonomi kreatif berbasis geopark di Indonesia. Keberhasilan ini tidak hanya akan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, namun juga berkontribusi terhadap perlindungan warisan geologi, budaya, dan lingkungan kawasan. Status Geopark Global UNESCO memberikan pengakuan internasional yang menarik lebih banyak wisatawan dan investasi, sehingga menciptakan dampak positif terhadap pengembangan industri kreatif di kawasan ini.

Meskipun memiliki potensi besar, Kawah Ijen menghadapi tantangan seperti perlindungan lingkungan dan kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat lokal. Untuk itu, diperlukan pelatihan sumber daya manusia serta pengelolaan berkelanjutan agar keseimbangan antara konservasi dan eksploitasi ekonomi tetap terjaga.Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Kawah Ijen dapat menjadi contoh sukses pengembangan ekonomi kreatif berbasis geopark di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan tren global yang mendorong pariwisata berkelanjutan dan inklusif. Hal ini diharapkan dapat dikembangkan untuk menciptakan rekomendasi aplikatif bagi para pemangku kepentingan terkait, seperti masyarakat lokal, investor, dan pemerintah, khususnya untuk memaksimalkan daya saing yang dimiliki oleh destinasi pariwisata serta masyarakat Kabupaten Banyuwangi melalui aktivitas ekonomi kreatif yang terintegrasi teknologi industri 4.0.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun