Mohon tunggu...
Indah Dwi Rahayu
Indah Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven - Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound.

Selanjutnya

Tutup

Money

Nikel Diminati, Harga Nikel Kian Melejit di Era Kendaraan Listrik

14 Januari 2021   14:07 Diperbarui: 14 Januari 2021   16:08 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: indopos.com

Perekonomian global mengalami penurunan saat virus Covid-19 menyerang dunia termasuk di Kota Wuhan, Tiongkok. Munculnya virus mematikan tersebut membuat harga nikel mengalami pemerosotan dan aktivitas sektor bisnis sempat lumpuh termasuk menghambat produksi anti karat (stainless steel) yang mengakibatkan harga dan permintaan turun.

Harga nikel pada bulan Desember 2019 lalu ada di angka kisaran US$14.000/ton namun mengalami penurunan pada awal bulan Maret 2020 menjadi US$11.000/ton. Di tahun 2020 tepatnya mulai bulan April, harga nikel berhasil meningkat, bahkan bulan Desember 2020 harga nikel mencapai US$17.943/ton!

Data lain dari London Metal Exchange pada hari Selasa (12/1) lalu menunjukkan harga kontrak nikel dalam periode waktu tiga bulan yang aktif ditransaksikan menguat, untuk 1 metrik ton nikel harganya dibanderol US$17.671/ton.

sumber foto: lme.com
sumber foto: lme.com
sumber foto: lme.com
sumber foto: lme.com
Kira-kira, apa yang membuat harga nikel semakin hari semakin meningkat?

Sejak adanya larangan ekspor bijih nikel di Indonesia per Januari 2020 membuat beberapa negara yang terbiasa membeli nikel di Indonesia tidak bisa menaruh harapan besar. Akan tetapi, kebijakan pemerintah Indonesia tersebut tidak memengaruhi Tiongkok, sebelum larangan ekspor nikel diberlakukan, Tiongkok memanfaatkan stok yang mereka miliki.

Sebagai produsen baja stainless steel terbesar di dunia, Tiongkok menyumbang dua pertiga dari permintaan nikel global sekitar 23 juta ton pada 2019 lalu. Setelah bangkit dari pandemik Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi Tiongkok, industri baja anti karat kembali normal diikuti permintaan berbagai negara dari luar Tiongkok yang meningkat, sehingga membuat harga nikel menjadi naik.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan menganalisis sejumlah sentimen yang dapat mendorong peningkatan harga nikel. Data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur di Tiongkok saat ini sudah berada di atas 50. Hal ini menandakan ekspansifnya industri di Negeri Tirai Bambu. Akibatnya, industri baja anti karat (stainless steel) Tiongkok kembali berproduksi normal dengan meningginya pemesanan dari luar Negeri Panda tersebut.

"Dampaknya adalah harga nikel yang terus meningkat karena industri baja anti karat masih menjadi konsumen terbesar komoditas nikel sekitar 77% kontribusi," pungkas Meilki.

Di dalam negeri sendiri, produksi nikel pig iron (NPI) diprediksi naik di tahun 2021 ini dengan kisaran 690.000-800.000 ton. Meskipun tidak lagi mengekspor nikel, pemerintah Indonesia sudah menemukan solusinya dengan hilirisasi nikel dan membangun pabrik baterai kendaraan listrik.

Lewat pidatonya pada hari Minggu (10/1), Presiden Joko Widodo mengharapkan Indonesia bisa tembus ke pasar industri mobil listrik global. Artinya, kita bisa mengolah bijih nikel menjadi baterai listrik lithium. Nikel di masa depan menjadi pusat perhatian dunia.

Era kendaraan listrik diperkirakan membuat harga komoditas tambang nikel menembus US$20.000/ton, faktor lainnya yang membuat reli harga nikel tak terhenti adalah adanya periode super-cycle commodity setelah pandemik Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun