Perundugan atau Bullying sering terjadi akhir-akhir ini di semua jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang maupun sekelompok orang yang dianggap lebih lemah, biasanya perundungan dilakukan untuk menunjukan bahwa pelaku merupakan orang yang lebih tinggi dan memupunyai kekuasaan dengan tujuan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban perundungan merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
Jenis Perundungan yang terjadi ada beberapa macam tergantung pada tujuan dan motif pelaku, yang  pertama adalah perundungan secara fisik seperti menendang, memukul, melukai, menampar, mendorong, menggigit, menendang, mencubit, mencakar dan bentuk fisik lainnya. yang kedua adalah perundungan secara verbal, perundungan ini dilakukan dengan mengejek, mengolok-olok seseorang dengan istilah tertentu dengan tujuan untuk merendahkan dan mempermalukan korban. yang ketiga adalah cyber bullying yang terjadi di media sosial, seperti internet atau pada platform tertentu, pelaku bully akan memberikan komentar atau respon negatif terhadap postingan seseorang atau dengan menyebarkan informasi hoax terkait korban.
Perudungan atau Bullying terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Faktor Keluarga
Pola hidup orang tua yang negatif seperti mecaci maki, menghina, bertengkar, bermusuhan, dan tidak pernah akur dihadapan anak-anaknya akan memicu terjadinya depresi dan stress bagi anak. Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pola komunikasi negatif akan cenderung meniru kebiasaan orangtuanya dalam kesehariannya yang dapat memicu anak melakukan perundungan atau bullying terhadap orang lain
- Faktor Media Massa
Teknologi media seperti internet memberikan berbagai kemudahan dalam mencari dan memberikan informasi pada masyarakat, remaja adalah sosok yang paling sering menggunakan internet. Akan tetapi tidak semua remaja mengerti menggunakan sosial medua dengan baik dan benar, penggunaan sosial media justru digunakan oleh sebagian remaja sebagai ajang pamer, memberikan komentar-komentar yang jelek yang bisa menyulut emosi para remaja lain. Tayangan yang mengangkat kisah tentang kebrutalan, kekerasan, dan perkelahian yang dapat memberikan dampak buruk bagi masyarakat terutama remaja di sekolah. Hal ini dapat menciptakan perilaku anak yang keras dan kasar yang selanjutnya memicu terjadinya perudungan dan bullying.
- Faktor Teman Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi di sekolah dan di lingkungan sekitar rumah, dapat mendorong untuk melakukan perundungan atau bullying. Beberapa remaja melakukan perundungan hanya untuk membuktikan kepada temannya agar diterima dalam kelompok tersebut.
Berikut beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya perundungan yang sedang marak terjadi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H