Sejak dikabarkan Bapak Prof. Abdul Mu'ti yang menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, aku segera mencari tahu tentang beliau. Dilihat dari jejak karir beliau, aku menaruh optimis dunia pendidikan makin lebih baik di kabinet merah putih ini.Â
Bukan, bukan lantas aku menganggap bahwa pendidikan pada masa Mas Menteri Nadiem tidak baik. Ada sisi positifnya koq seperti maraknya pelatihan-pelatihan daring yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi guru. Kemudian banyak konten-konten kegiatan pembelajaran, share berbagai modul ajar dan sebagainya. Ya, dunia pendidikan negeri ini mengalami peningkatan pesat dari sisi teknologi. Namun ada beberapa hal yang belum mendapatkan perhatian di era beliau yakni kesejahteraan guru terutama untuk guru pendidikan dasar seperti guru taman kanak-kanak dan penanaman karakter positif siswa.
Sependek pengamatanku, selama mas menteri menjabat, belum ada kebijakan mengenai kesejahteraan guru. Eh ada dink, mengangkat guru honorer menjadi PPPK. Melansir dari kompas, baru ada 700 ribuan guru honorer yang diangkat jadi PPPK. Target beliau 1 juta guru honorer jadi PPPK. Sayangnya, sebelum target tercapai, beliau tak lagi jadi menteri. Lalu apakah kebijakan ini akan berlanjut? Entahlah.Â
Aku turut senang dengan perhatian beliau kepada guru honorer. Namun, ini masih kurang, menurutku. Seharusnya perhatian beliau tidak berhenti pada menyejahterakan guru honorer saja melainkan juga memperhatikan kesejahteraan banyak guru yang bekerja di bawah kementerian agama dan guru yayasan. Mereka juga guru yang turut berjuang mendidik generasi penerus bangsa. Entah kapan mereka akan mendapatkan perhatian juga? Semoga segera ya, aamiin
Lalu mengenai penanaman karakter positif siswa yang menurutku ada kaitannya dengan banyaknya tugas administrasi yang harus dipenuhi guru di era mas menteri seperti harus mengikuti berbagai seminar atau workshop, melakukan praktik baik, dan sebagainya. Kalau dilihat dari sisi positif, mungkin maksudnya untuk meningkatkan kualitas guru. Namun beberapa guru mengklaim bahwa hal ini malah membuat mereka mengesampingkan kewajiban mengajar. Nah loh nah loh. Waktu mengajar saja berkurang, lalu kapan nih guru bisa ikhtiar menanamkan karakter positif pada siswa?
Sebagai seorang guru, aku berharap, masalah-masalah yang belum mendapatkan perhatian, semoga di era kabinet yang baru ini mendapatkan jalan keluar. aamiin
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H