Dua puluh tahun memijakkan kaki di dunia ini, menjadi diri sendiri, dan terus berjalan hingga hari ini. Tumbuh sedari kecil melewati berbagai cerita suka dan duka, menjadikan diriku, Inda, yang kini dewasa dengan kepribadian serta semua hal yang aku minati.
Tepat dua puluh tahun yang lalu, aku lahir dengan nama lengkap Inda Bahriyuhani. Ada cerita menarik di balik arti namaku. Di hari lahirku, perumahan tempat keluargaku tinggal sedang banjir. Lalu entah dari mana sebuah ide datang ke Ibuku, beliau memberiku nama dengan arti "di sisi lautan yang nyaman". Ide yang unik sekaligus lucu! Tapi aku juga tetap suka nama itu. Aku yakin nama yang diberikan Ibuku menjadi doa bagi kehidupanku sampai hari terakhirku di dunia. Walau mungkin tidak dikabulkan dalam bentuk yang sama, tetapi secara tersirat: semua orang di sekitarku akan merasa nyaman di dekatku.
Sejak kecil, aku memiliki banyak ketertarikan dengan banyak hal, dan itu semua yang membangun hobi dan minatku sampai sekarang. Pertama, membaca dan menulis. Waktu aku kecil dulu, aku sangat suka membaca majalah anak-anak "Bobo" dan seringkali Ibuku membelikanku bacaan fiksi anak-anak dan pengetahuan untuk anak-anak. Lainnya, Ibuku juga selalu memberiku buku harian untuk menulis semua yang aku pikirkan dan aku rasakan. Sampai sekarang, aku lebih mudah mencurahkan pikiranku ke dalam tulisan. Kedua, musik. Di umurku yang kesepuluh, aku sudah hobi mendengarkan musik. Penyanyi yang waktu itu aku sukai adalah Taylor Swift, dan sampai sekarang aku masih mengidolakannya. Terakhir, makanan. Ibu selalu memasak makanan dengan baik dan enak, tidak lupa juga Ia selalu memperhatikan gizi dalam makanan untuk aku. Tidak hanya memberi masakan jadi, Ibu juga selalu mengajakku memasak bersama. Selain masakan rumah, Ibu juga sering mengajakku makan di luar. Sampai dengan hari ini pula, aku dapat memilah rasa makanan dengan baik dan dapat mengikuti resep masakan dengan baik. Dari banyak hal-hal yang aku minati, Ibuku berperan sangat besar di dalamnya. Aku bersyukur dan senang bisa dilahirkan menjadi anaknya dan pernah merasakan kasih sayangnya.
Tentang cita-cita, aku juga punya beberapa impian yang ingin aku raih di masa depan. Nantinya, aku ingin mempunyai rumah kucing atau yang seringkali kita sebut shelter. Aku ingin bisa merawat kucing-kucing jalanan untuk diadopsi oleh pemilik barunya di kemudian hari. Selain rumah kucing, aku juga ingin mempunyai bisnis dalam bidang makanan. Aku ingin memberikan hasil masakanku yang penuh cinta kepada para pelangganku dengan baik.
Hidup selama dua puluh tahun ke belakang memberiku pengalaman dan kekuatan untukku di esok hari. Dari banyak suka, aku belajar untuk bersyukur dan menebar kebaikan itu juga kepada orang lain. Dari banyak duka, aku belajar untuk berpegang pada prinsip yang mengingatkanku bahwa hari yang buruk pasti berlalu dan memberikan pelajarannya. Pada sekian banyak harapan miliaran penduduk bumi yang menggantung di langit, aku berharap untuk aku dan banyak orang di sekitarku didatangkan banyak hal-hal baik sampai ujung hari kita melihat dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H