Mohon tunggu...
indaaa indriani
indaaa indriani Mohon Tunggu... mahasiswa

hidup adalah tentang berjuang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Teori Erik Erikson terhadap Pemahaman Perkembangan Psikososial Anak dan Remaja

9 November 2024   12:48 Diperbarui: 9 November 2024   12:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori perkembangan psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson telah menjadi salah satu pijakan penting dalam memahami perjalanan hidup individu dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Erikson, seorang psikoanalis dan pengamat sosial, mengembangkan teorinya berdasarkan pemahaman bahwa perkembangan manusia berlangsung dalam delapan tahap, masing-masing membawa tantangan dan konflik yang harus dihadapi dan diselesaikan. Teori ini tidak hanya menggambarkan perkembangan kognitif atau fisik, tetapi lebih menekankan interaksi sosial dan pengaruh lingkungan terhadap pembentukan identitas individu, khususnya pada anak dan remaja. 

Struktur Teori Erikson

Menurut Erikson, setiap tahap perkembangan memiliki krisis psikososial yang spesifik, yang jika berhasil diatasi, akan menghasilkan kebajikan atau kualitas positif yang akan membantu menghadapi tantangan di masa depan. Berikut adalah delapan tahap perkembangan yang diusulkan oleh Erikson:

Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1)

 Dalam tahap ini, anak belajar untuk percaya bahwa kebutuhan pada dasarnya akan terpenuhi. Keberhasilan menghasilkan rasa kepercayaan dasar, sedangkan kegagalan dapat mengarah pada rasa ketidakpercayaan 

Otonomi vs. Ragu-Ragu (1-3 tahun) 

Anak mulai mengembangkan rasa otonomi dan kemampuan untuk melakukan hal-hal sendiri. Jika orang tua memberikan dukungan dan kebebasan, anak akan merasa percaya diri; tetapi terlalu banyak kendali dapat menghasilkan keraguan pada diri sendiri 

Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun) 

Pada tahap ini, anak mulai aktif mengeksplorasi lingkungan mereka. Rasa inisiatif dari anak harus didorong, sementara pengendalian yang berlebihan dapat menimbulkan rasa bersalah.

Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun) 

Anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya dan mengejar keterampilan baru. Keberhasilan dalam tahap ini akan berakhir pada rasa industri dan kemampuan, sedangkan kegagalan dapat menimbulkan perasaan rendah diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun