Mohon tunggu...
Ann Revano
Ann Revano Mohon Tunggu... Human Resources - Melabuh Menembus Imajinasi Dini

Pekerja │ Single Parent │ Perempuan Peka Pecandu Kopi Hitam Tanpa Gula │ Si Kaum Kalajengking Yang Senang Menyendiri dan Bersembuyi Dalam Cangkang Rahasianya │ Penyuka Diskusi Tentang Tuhan dan Kehidupan │ Pemilik Mimpi 'Suatu Hari Menjadi Penulis Novel'

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Langit dan Cahaya

20 Oktober 2020   15:48 Diperbarui: 20 Oktober 2020   15:49 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita bagai sepasang langit dan cahaya

Bersinar di labirin terselubung

Tak perlu banyak orang tahu

Cerita kita tersembunyi syahdu dibalik itu


Kita bagai sepasang hujan dan gemuruh

Mengisi rongga rongga keteduhan

Sesekali mencipta riuh kebisingan

Agar hidup terus tetap hidup

Jauh dari kata meredup


Saat hening menyambut pagi

Siang membakar sepi

Untuk jiwa setenang malam

Teruslah terbenam di bait doa

Agar tidak tertatih langkah

Terbuka pintu-pintu anugerah

Demi asa yang menolak patah

Mungkin saja tuhan sedang mendengar

Mungkin juga tidak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun