Mimpi untuk menjajal mobil keluaran General Motor itu akhirnya terwujud juga, mimpi untuk duduk dibelakang kemudi dan bisa bermanuver ria.
Pada tanggal 14 September 2013 lalu saya bersama lebih kurang 30 Kompasianer diberi kesempatan untuk menjajal Chevrolet Spin menuju Kawasan Gunung Salak Endah Bogor. Pengalaman pertama yang saya rasakan saat duduk dibelakang kemudi adalah harus beradaptasi dengan banyaknya tombol, kinerja dari massing tombol tersebut hingga pengaturan tempat duduk yang nyaman.
Perjalanan dari markas Kompasiana di Palmerah pun dimulai pada pukul 8 pagi, awalnya saya masih belum menemukan kenyamanan saat mengendarai kuda besi asal Amerika namun diproduksi di Indonesia ini. Berkurangnya rasa nyaman mungkin dikarenakan lebih seringnya saya mengendarai "si hitam" berjenis sedan asal negeri ginseng. Namun, saya sedikit terkejut saat Chvrolet Spin tipe paling standar yang saya kendarai memasuki ruas tol dalam kota untuk selanjutnya menuju ruas Jagorawi.
Performa mesin dari mobil MPV ini dapat dikatakan lebih baik apalagi saat begitu saya tahu bahwa mobil yang saya kendarai adalah mobil bermesin diesel dengan cc hanya 1.300. Kondisi ruang kemudi yang kedap suara dan bunyi mesin yang halus sepertinya dapat menghipnotis persepsi banyak orang bahwa mobil Chevrolet Spin yang saya kendarai pasti bermesin bensin.
Soal manuver saat bergerak ke kiri dan kanan pindah jalur Chevrolet Spin masih bisa dikatakan cukup nyaman dengan bentuk tubuh yang "tambun" dan level ground yang tinggi. Setelah melewati ruas tol yang berjalan mulus medan selanjutnya yang harus ditempuh adalah medan menanjak, sempit dan dengan kondisi jalan umum yang lumayan berlubang.
Di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah tersebut ternyata Chevrolet Spin Diesel 1.300 cc mampu menghadirkan banyak kejutan seperti akselerasi yang mantap saat menanjak bahkan perpindahan gigi dari rendah ke tinggi cukup ringan dan mudah. Jalan menanjak dan berkelok sepertinya hal sepele bagi Cherolet Spin.
Beberapa hal lucu yang sempat dialami oleh beberapa Kompasianer adalah kebingungan saat mencari tombol pengunci pintu yang ada di tengah dashboard dan posisi gigi mundur yang menurut banyak orang "tidak pada tempatnya" karena berada di sebelah posisi gigi satu.
Beberapa yang sepertinya bisa dijadikan catatan bagi saya saat ingin memilih Chevrolet Spin sebagai mobil pribadi adalah
- Posisi kursi barisan ketiga yang cukup sempit bagi ukuran orang dewasa.
- Mengganti busa kursi yang dirasa lebih keras dari mobil MPV sekelasnya
- Fitur mobil ini cukup canggih walaupun mobil bertipe standar
- Tipe standar dari mobil ini sudah dilengkapi dengan blower AC hingga baris ketiga
- Performa mobil dengan varian mesin diesel cukup baik dan irit serta hanya Chevrolet Spin yang punya varian diesel untuk MPV dibawah 200 juta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H