Mohon tunggu...
Indrabayu
Indrabayu Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Pertanian UKSW Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edamame, Populer di luar Negeri Ditanam Di Negeri Sendiri

11 November 2018   18:28 Diperbarui: 11 November 2018   19:21 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai, apa kabar sobat semua? Semoga selalu sehat dan berbahagia dalam lindunganNya ya. Edamame berasal dari bahasa Jepang. Eda berarti cabang dan mame berarti kacang atau dapat juga disebut buah yang tumbuh di bawah cabang. Edamame, yang umumnya dikonsumsi segar sebagai kedelai rebus, disukai oleh masyarakat Jepang, Cina, dan Korea. Benihnya semula berasal dari Jepang. Orang Eropa, terutama Inggris lebih mengenal jenis kedelai ini dengan nama vegetable soybean (kedelai sayur) atau green soybean atau sweet soybean dan orang Cina menamakannya mou dou. Agar tidak rancu dengan kedelai biasa (grain soybean), edamame dapat didefinisikan sebagai kedelai berbiji sangat besar (>30 g/100 biji) yang dipanen muda dalam bentuk polong segar pada stadia tumbuh R-6, dan dipasarkan dalam bentuk segar (fresh edamame) atau dalam keadaan beku (frozen edamame)

Di Indonesia, kedelai sayur atau edamame telah dikembangkan sejak tahun 1995. Di Jember, Jawa Timur, edamame telah diproduksi dalam bentuk segar beku untuk ekspor dan sekaligus mengisi pasar dalam negeri. Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan makanan sehat dan bergizi tinggi, edamame yang dibekukan dengan teknologi pengawetan beku dapat dikonsumsi kapan diperlukan tanpa bergantung musim. Oleh karena itu, kedelai sayur sebagai komoditas agribisnis cukup potensial dikembangkan dalam aktivitas agroindustri internasional. Kedelai yang lebih dikenal dengan edamame ini permintaannya makin meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan kebutuhan edamame dunia mencapai 100.000 ton per tahun. Sebanyak 9.000 ton produksi edamame, sebesar 85 persen untuk ekspor dan 15 persennya memenuhi kebutuhan pasar dakam negeri. Jika dihitung sekitar 8.000 ton diserap pasar ekspor, sedangkan sisanya 1.300 ton dijual di dalam negeri. Tujuan ekspor edamame antara lain seperti Jepang, Eropa, Kuwait, Malaysia, Australia sampai ke Amerika Serikat (AS).

Untuk harga jual, sekitar US$ 2 atau Rp 26.600 per 500 gram untuk pasar ekspor dan domestik Rp 19.000 per 500 gram. Petani kedelai edamame di Jember misalnya dapat mengantongi laba hingga Rp300 juta sehingga pengembangan produksi kedelai ini harus didorong oleh pemerintah ke depannya. Edamame bukanlah jenis tanaman kacang-kacangan, melainkan masuk ke dalam kategori sayuran (green soibin vegetable). Di Jepang, negara asal kedelai ini, edamame termasuk tanaman tropis dan dijadikan sebagai sayuran serta camilan kesehatan. Peluang pasar kedelai sayur di dalam negeri cukup luas, karena masyarakat Indonesia menyukai kedelai rebus. Bedanya, selama ini kedelai rebus yang tersedia di pasar berbiji kecil, 10-11 g/100 biji kering. Penghasil kedelai muda untuk rebusan terutama adalah Cianjur, Jawa Barat dan wilayah sekitar kota-kota besar.

Kedelai ini dikategorikan sebagai Healthy Food. Bahkan di Amerika digunakan sebagai bahan baku produk kecantikan kulit serta wajah. Edamame mengandung berbagai zat berkhasiat untuk kesehatan, merupakan satu-satunya sayuran yang mengandung semua dari sembilan jenis asam amino esensial yang dapat menstabilkan kadar gula darah, meningkatkan metabolisme dan kadar energi dan membantu membangun otot dan sel-sel sistem imun. Selain itu, edamame juga mengandung isoflavon, beta karoten dan serat.

Kedelai edamame memang mempunyai pasar yang cukup potensial. Salah satu contohnya yaitu PT Perkebunan Nusantara X (Persero), sekitar 800 kilogram kedelai edamame didistribusikan ke jaringan ritel modern di sejumlah kota besar. Kedelai edamame atau lebih dikenal dengan kacang kedelai jepang memiliki ukuran biji yang lebih besar dan biasanya masih sangat segar dengan ciri khasnya yang berwarna hijau. Kelebihan edamame juga bisa dilihat dari segi kandungan gizinya yang ternyata kaya akan nutrisi, kalsium, dan proteinnya sekitar 16% atau hampir dua kali lipat dari protein yang terkandung dalam tanaman kacang buncis.

Tidaklah heran bila sekarang ini kacang kedelai Jepang tersebut mulai banyak dikonsumsi masyarakat dunia untuk mencukupi asupan gizi mereka setiap harinya. Selain dikonsumsi sebagai salah satu sayuran (green soybean vegetable), edamame ini biasa diolah menjadi beragam jenis camilan sehat. Salah satunya saja seperti keripik edamame yang bertekstur renyah, memiliki cita rasa yang lezat dan juga kaya akan manfaat.

Sumber :

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3537633/jember-ekspor-23-ribu-kg-edamame-ke-jepang, diakses minggu, 11 november 2018 pukul 16:25 wib.

Soewanto, Hadi. Agribisnis Edamame untuk Ekspor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan : Bogor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun