Oleh
Inayatul Umami
Terik matahari begitu menyengat
 tanpa direncanakan mataku tertuju pada sesosok paruh baya dengan alat pengukur jalan di pinggir rumah-rumah reok
panasnya terik matahari sudah terbiasa menjadi teman setianya
Ia tak pernah mengkhawatirkan kulitnya yang mulai berubah warna
Yang Ia tau harus terus berusaha dan berusaha demi penyemangat hidupnya
Sosok paruh baya itu cinta pertamaku
Ayah,
Ya, sosok itu adalah Ayahku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!