Harga bahan bakar minyak akan mengalami turun lagi, pada Senin 19 Januari 2015 pukul 00:00, menjadi 6.600/ liter. Rakyat semakin senang, mendengar kabar berita tersebut. Yang biasanya, jika BBM naik rakyat akan berlomba-lomba memasuki antrean di pertamina. Tapi, sekarang malah sebaliknya, masyarakat malas ke SPBU untuk mengisi BBM mereka yang sudah habis.
Lamongan, 19 Januari 2015.
Tepat hari Senin pagi, semua SPBU di Lamongan bertuliskan “BBM HABIS”, adapun SPBU yang buka tapi, antrean sampai beberapa meter. Padahal, sekarang hari Senin, hari dimana orang-orang memasuki awal aktivitas. Saya sempat kaget, melihat antrean yang seperti itu, tapi bensin untuk kendaraan saya sudah mencapai empty, dan saya harus cepat datang ke kampus untuk Ujian Akhir Semester di Surabaya, tepatnya. Saya terpaksa nge-gas, dan tidak memerdulikan seberapa banyak bensin yang saya butuhkan. Mungkin, di SPBU lain tidak seperti ini. Saya menuju ke SPBU Deket, Lamongan, ternyata nihil. Tutup. Mencari bensin eceran pun, langka juga. Dan, akhirnya dengan penuh perjuangan, saya mendapat penjual bensin eceran. Sama, saja antre. Tapi, tidak seantre di SPBU. Penjual bensin eceran, mungkin termasuk malaikat bagi pengguna motor yang mengalami mogok, alias kehabisan bensin. Ternyata bukan saya saja yang kesusahan, masih banyak pengguna motor lain, yang menuntun motornya ber kilo-kilometer.
Kenapa, SPBU banyak yang habis, dan tutup?
Bisa jadi, mereka akan mengisi BBM ketika harga BBM disahkan Pak Jokowi malam nanti. Tapi, susahnya ada di masyarakat.
Dear: Pak Jokowi
Kami harap, setelah Bapak menurunkan harga BBM, kami tidak lagi kesusahan. Apalagi, masih berbondong-bondong, menuntun kendaraan yang mogok. Bapak pemimpin yang bikajsana, Bapak tahu, apa yang kita inginkan. Maka dari itu, Tuhan mengutus Bapak, sebagai pemimpin kami.
Terima kasih, Pak Joko ^ ^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H