Mohon tunggu...
Inayah Rizal
Inayah Rizal Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

Hobi traveling dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Teknologi pada Pemeriksaan Penyakit Dalam

30 Januari 2023   14:36 Diperbarui: 30 Januari 2023   14:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemanfaatan teknologi dalam penyakit dalam sangat membantu para dokter untuk mengenali penyakit yang tidak dapat dianggap sebagai penyakit luar. Dalam hal ini teknologi yang dikenal dalam dunia kesehatan adalah CT Scan. CT scan atau computed tomography adalah metode medis yang dapat membantu dokter mengidentifikasi berbagai penyakit. Teknologi CT scan mampu memberikan hasil yang akurat dan detail untuk menunjang diagnosis. Rumah sakit di Indonesia telah menggunakan CT scan untuk mendiagnosis penyakit sejak lama, yakni sejak tahun 1970-an.

Awalnya, CT scan hanya menargetkan kepala. Berkat kemajuan teknologi, rumah sakit kini dapat menggunakan CT scan di bagian tubuh lain untuk mendeteksi berbagai penyakit, terutama penyakit tidak menular seperti kanker dan covid-19. Kelainan dapat dideteksi di seluruh tubuh menggunakan CT scan, mulai dari kepala, paru-paru hingga kaki. Dokter dapat menggunakan hasil CT scan untuk mendeteksi penyakit sejak dini. Maka Anda dapat segera mendapatkan tindakan medis untuk meningkatkan peluang atau mempercepat pemulihan Anda.

Pemindai menggunakan teknologi sinar-x untuk menghasilkan gambar medis. Dengan bantuan komputer, dokter dapat melihat kelainan pada organ tubuh dan menentukan langkah penanganan yang tepat. Manfaat CT scan paling menonjol dalam keadaan darurat. Misalnya, bagi mereka yang baru saja mengalami kecelakaan mobil dan mengalami luka serius. Hasil CT scan dapat digunakan oleh dokter untuk melihat organ dalam seseorang untuk menyelamatkan nyawanya. Pemindai dapat beroperasi di seluruh tubuh manusia. Namun ada bagian tertentu yang lebih sering diperiksa yaitu kepala, dada, panggul dan rongga perut, serta tulang.

Dokter melakukan CT scan kepala, antara lain untuk menilai tingkat keparahan cedera dan tingkat keparahan sakit kepala serta memeriksa gejala penyakit seperti stroke, perdarahan, aneurisma, dan tumor serebral. Keluhan sinus juga dapat menjalani CT scan. Hal yang sama berlaku jika seseorang akan menjalani pengobatan radiasi untuk kanker otak. Dalam beberapa kasus, CT scan dapat dengan cepat mendeteksi luka yang dalam dan pendarahan internal, yang dapat membantu menyelamatkan nyawa.

CT scan dada dirancang untuk memeriksa kelainan yang ditemukan pada tes pencitraan lain dan untuk mendukung diagnosis berbagai gejala penyakit. Misalnya batuk berkepanjangan, sesak napas, nyeri dada dan masalah dada lainnya. Dokter juga dapat menggunakan CT scan sebagai alat untuk mendiagnosa kanker paru-paru pada stadium awal sehingga kemungkinan untuk sembuh lebih besar. Hasil CT scan dada juga dapat digunakan oleh dokter bila hasil pemeriksaan lain, seperti rontgen, elektrokardiogram, ekokardiogram, dan stress test, tidak dapat memberikan informasi yang memadai tentang jantung. Bila hasil pemeriksaan lain tidak dapat memberikan kepastian, dokter mungkin akan melakukan CT scan untuk menilai kerusakan tulang, jaringan lunak, sendi, atau masalah lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun